Training of Trainers (ToT) Read Aloud Sesi II "Alasan dan Tahapan Membacakan Nyaring"

kupuku.id 09 Agustus 2021
img

Halo Sobat Kupuku! Kali ini Kupuku ingin menceritakan sedikit keseruan Training of Trainer (ToT) Read Aloud Sesi II bersama @roosie_setiawan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 06 Agustus 2021. Mengangkat topik (1) Mengapakah Membaca Nyaring dan (2) Tahapan Membaca Nyaring, Ibu Roosie banyak menceritakan manfaat membaca nyaring bagi anak-anak serta tahapan yang tepat untuk memulainya.

Dalam pemaparan materinya kepada 30 peserta ToT, Ibu Roosie Setiawan banyak bercermin dari data PISA (Programme for International Student Assesment), sebuah evaluasi sistem pendidikan dengan mengukur murid SMP (usia 15 tahun) pada tiga bidang utama yaitu matematika, sains dan literasi.

Memang sangat disayangkan Indonesia menempati peringkat ke 72 dari 79 negara berdasarkan data PISA tahun 2018. Hal inilah yang memotivasi Roosie untuk gencar mendorong minat literasi anak Indonesia. Beliau pun terinspirasi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim terkait tanggapan skor PISA;

“Kita tidak tahu apa yang harus kita perbaiki, apa yang harus kita lanjutikan, kalau kita tidak mendapat perspektif dari luar, apakah itu dari luar sekolah kita, luar kelembagaan kita baik luar negara kita.” Ujar Nadiem.

“Angka PISA akan dijadikan baseline untuk melakukan perubahan.” Tegas Roosie.

Terkait skor PISA, Roosie percaya diri aktivitas membacakan nyaring dapat mendorong minat literasi secara perlahan-lahan. Kuncinya adalah para orang tua dan tenaga pendidik perlu menginvestasikan waktu untuk mendorong hal ini.

“Inilah kalau kita membacakan buku bisa membuat anak senang dan mendapat pengetahuan.” Kata Roosie.

Terkait manfaat yang bisa dirasakan orang tua dan anak secara personal, Roosie memaparkan segudang manfaat baik dari sisi pendidikan hingga psikologis. Secara psikologis, setidaknya anak akan mendapatkan manfaat sebagai berikut :

  1. Memicu rasa ingin tahu
  2. Memicu kreativitas
  3. Mengembangkan imajinasi anak-anak
  4. Memilih duduk untuk membaca buku
  5. Bonding (pendekatan emosional orang tua dan anak)
  6. Anak memiliki keunggulan khusus dibanding teman-temannya
  7. Anak memiliki teknik pemecahan masalah
  8. Fun (anak merasa bahagia)

Adapun cerita yang dipilih dalam membacakan nyaring perlu disesuaikan dengan ketertarikan anak-anak. Hal ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kognitif mereka. Orang tua dan pendidik setidaknya perlu memahami elemen cerita yang ingin dibacakan kepada anak-anak mulai dari tokoh, setting, tema dan alur.

Di sela ToT, Roosie pun sempat membacakan cerita menarik berjudul “Daisy yang Hebat”, para peserta pun mengaku terhanyut dengan gaya bercerita Roosie yang menentramkan. Selain itu mereka juga mendapatkan pesan moral tentang kegigihan, perjuangan dan motivasi pantang menyerah. Hal inilah yang juga diharapkan dapat diilhami oleh anak-anak ketika mendengarkan cerita.

Sebagai bahan pembelajaran dan mendorong daya Analisa peserta, di sesi II kali ini Roosie memberikan satu tugas lembar kerja berupa “Kajian Teks Sederhana”. Melalui tugas tersebut, peserta diharapkan dapat membedah satu cerita mulai dari segi tema, genre, tokoh, latar, alur, tinjauan kosakata hingga diskusi pendapat terkait buku yang dipilih. Tugas ini pun akan menjadi salah satu bahan review di sesi III pada hari Jumat, 13 Agustus 2021 mendatang.

Tertarik dengan ulasan ToT Read Aloud sesi ke-3, Sobat? Update terus informasinya di media sosial Kupuku ya.

Sampai jumpa!

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA