Inspirasi Belajar Bernegara Melalui Komunitas Siswa "Republik Anak Kenalan (RAK)"

Halo Sobat Kupuku!
Kali ini Kupuku ingin mengulas materi yang dipaparkan para Praktisi Project Based Learning SD Kanisius Kenalan Magelang dalam Workshop "Project Based Learning Berbasis Kearifan Lokal" yang diselenggarakan Kupuku Indonesia pada bulan Maret 2022.
Para Praktisi PjBL yaitu Simus Maryono selaku Kepala Sekolah serta Vincentia Orisa Ratih Prastiwi dan Agustina Prima Susanti selaku guru dan pendamping/fasilitator, menjelaskan penerapan Project Based Learning (PjBL) yang sudah dilakukan SD Kanisius Kenalan selama beberapa tahun belakangan. Konsep Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka seolah sudah dihadirkan jauh sebelum kebijakan ini diterapkan di sekolah pada tahun 2022.
Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd selaku Tim Pendamping Program Unggulan Disdik Jabar yang juga mejadi salah satu narasumber turut mengaminkan hal ini. Beliau menyebutkan bahwa SDK Kenalan sudah memerdekakan diri secara mandiri dalam proses belajar mengajar yang dilakukan;
“Singkatnya apa itu merdeka belajar, yaitu diruntuhkannya pilar-pilar yang dianggap tidak memerdekakan. Kita harus memberikan pemahaman yang esensial bahwa pendidik dan satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk mengelaborasi proses belajar mengajar. Nah keleluasaan ini yang sudah ditangkap oleh SD Kanisius Kenalan,” Ujarnya.
Salah satu hal menarik dari penerapan Project Based Learning di SDK Kenalan adalah dibentuknya Republik Anak Kenalan (RAK) sejak tahun 2013. Jika jenjang SMP dan SMA punya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), maka SD Kanisius Kenalan Magelang memiliki komunitas siswa bernama (RAK).
RAK merupakan gambaran Indonesia dalam komunitas kecil yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila serta dunia bagi anak yang merindukan dan memperjuangkan jiwa yang merdeka.
Apa saja keunikan dan inspirasi dari RAK? Dan apa saja yang menarik dari RAK?
Yuk kita simak beberapa poin berikut!
1. RAK dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden
Selayaknya sebuah negara, RAK dipimpin oleh seorang presiden dan wakil presiden yang dipilih berdasarkan hasil pemilu dan diusung oleh partai-partai siswa. Peran presiden dan wakilnya adalah untuk melaksanakan kepemimpinan dan menentukan keputusan selama masa pemerintahan 6 bulan dalam satu periode.
Merdeka bermimpi, merdeka membangun pengalaman!
2. Mengadakan Pemilu Secara Rutin
Siswa dan guru punya hak yang sama untuk memilih calon presiden dan wakil presiden. Tersedia tempat pemilihan umum (TPU), bilik, surat dan kotak suara, hingga saksi.
Satu suara begitu berarti, no golput-golput club!
3. Adanya Menteri dan Koordinator
Presiden dibantu oleh menteri yang bertugas untuk merancang dan mengkoordinasi kegiatan harian terkait kebersihan, kesehatan, ternak dan lain-lain. Sedangkan koordinator bertanggung jawab pada kegiatan pengembangan diri.
Bergotong royong sejak kecil, kenapa tidak?
3. Forum Anak
Melalui forum anak, siswa diberikan wadah untuk menyampaikan ide dan gagasan secara rutin setiap hari kamis. Forum ini melatih anak untuk bicara merdeka dan bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.
4. Peran Guru Pendamping
Dalam Republik Anak Kenalan (RAK), peran guru hanyalah sebagai monitor dan fasilitator bagi siswa, sedangkan aktivitas demokrasi dan kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa, sehingga anak berperan aktif dalam membangun pengalaman pribadinya.
5. Prinsip dan Tujuan Republik Anak Kenalan (RAK)
- Bergerak
- Berguna
- Bergema (menginspirasi)
“Anak sebenarnya tidak butuh nilai 9 atau 10, melainkan persiapan bagi masa depannya dan menjawab tantangan hidup pada zaman sekarang. Dalam Republik Anak Kenalan (RAK) kami berupaya menerapkan pembiasaan demokrasi, memerdekakan anak dan belajar dengan menggembirakan,” Ujar Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, Guru Pendamping Republik Anak Kenalan (RAK).
Simus Maryono selaku Kepala Sekolah menambahkan beberapa tips yang bisa digunakan dalam implementasi Project Based Learning (PjBL) di sekolah antara lain:
#1 Sering-seringlah berdialog dengan anak terkait kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar dan ajak anak untuk memperhatikan satu persoalan dengan cara bertanya, mengamati, dan mencari informasi.
#2 Buatlah perencanaan kegiatan pembelajaran bersama anak dan berikan anak peran dan tugas yang jelas. Kondisikan anak bekerja dalam tim agar tercipta kerjasama yang baik.
#3 Guru mendampingi anak dalam melakukan tugas dan perannya serta membantu anak memecahkan masalah bersama.
#4 Ajaklah guru, teman, pihak lain untuk terlibat dalam proyek pembelajaran.
#5 Catat dan dokumentasikan setiap langkah kegiatan serta kumpulkan hasil kerja anak agar guru dapat memberikan evaluasi/penilaian.
#6 Rayakan bersama atas keberhasilan pembelajaran seperti pameran, festival, dll yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Hal ini sebagai bentuk apresiasi atas kemampuan dan kreativitas anak dalam melakukan tugas.
Dengan adanya ragam kegiatan dan pembelajaran, anak menjadi lebih aktif, kreatif, lebih mudah diarahkan, mudah bekerja sama, saling menghargai, dan semakin mandiri. Secara singkat kiat itu dirumuskan Gaten (memperhatikan), Open (memanfaatkan), dan Titen (mencatat/menandai). Ujar Pak Simus.
Tidak hanya Republik Anak Kenalan, terdapat banyak program lain yang sangat kontekstual dan sesuai dengan kearifan lokal tempat tinggal siswa dan lingkungan sekolah SDK Kenalan, seperti :
- Tilik belik : Melihat mata air
- Saba wana : Berkunjung ke ladang dan tanah pertanian
- Napak Tilas : Mempelajari keutamaan dan warisan agama atau ketokohan
- Darbe Candi : Mempelajari warisan budaya candi
- Mider Kutha : Mengajak siswa pergi ke kota, keraton hingga pusat ilmu pengetahuan alam
- Remen Peken : Mengunjungi pasar tradisional
- Ngrukti Wiji : Mempelajari dunia pangan
- Bekti Ibu : Mempelajari tradisi Katolik Bunda Maria
- Methuk Tuk : Menjemput mata air
Nah, itu dia inspirasi penerapan Project Based Learning di SD Kanisius Kenalan Sobat Kupuku. Bagaimana pendapatmu? Yuk tulis di kolom komentar!