Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki masalah pendidikan yang sangat kompleks, salah satunya terkait tingkat partisipasi pendidikan yang terus meningkat namun belum sejalan dengan kualitas pendidikan yang merata. Hal ini dapat tercermin dari survei pendidikan dunia 2018, Program for International Student Assessment (PISA) dimana Indonesia berada di peringkat 10 terbawah dari 79 negara di dunia.

Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi menjadi negara ekonomi nomor 4 di G7 pada tahun 2045. Bonus demografi tahun 2030-2040 menjadi tantangan lain yang menyajikan kemungkinan percepatan kemajuan atau kemerosotan ekonomi. Adanya peluang emas di tahun 2045 bisa dicapai dengan menyiapkan SDM unggul melalui peningkatan kualitas pendidikan yang mumpuni baik dari segi sistem maupun kapasitas sumber daya manusia. Untuk mempersiapkan SDM Unggul, sektor pendidikan harus berfokus pada perbaikan kualitas para aktor kunci pilar pendidikan yaitu guru, siswa, orang tua dan organisasi sekolah.

Sejak tahun 2016, Indonesia mulai berpartisipasi dalam aksi global Sustainable Development Goals (SDGs) yang memuat 17 tujuan pembangunan, salah satunya pendidikan. Aksi global ini turut diarusutamakan oleh United Nation Global Compact (UNGC), sebuah lembaga yang digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang hingga saat ini memiliki lebih dari 20.000 anggota bisnis dan non-bisnis. Hal ini menjadikan UNGC sebagai inisiatif keberlanjutan sektor swasta terbesar di dunia.

Dalam praktiknya, UNGC membentuk jaringan lokal di masing-masing negara, termasuk di Indonesia. Jejaring lokal UNGC di Indonesia mulai terbentuk sejak tahun 2006 dengan misi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mempercepat kemitraan multipihak antara sektor bisnis, masyarakat sipil dan lembaga akademik. Upaya ini juga dikoordinasikan dengan berbagai Kementerian dan Lembaga, termasuk dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) selaku Koordinator Nasional SDGs di Indonesia.

Pada tahun 2045, Indonesia mencapai usia kemerdekaan 100 tahun dan menjadi momen krusial bagi visi "Indonesia Emas" dalam menciptakan SDM Unggul. IGCN percaya bahwa visi tersebut dapat tercapai dengan kualitas pendidikan yang setara dan merata sesuai dengan SDGs no.4 (Education for All).

Untuk mencapai visi tersebut, harus dilaksanakan perencanaan strategis dan berkelanjutan. Hal inilah yang melatarbelakangi IGCN membentuk platform transformasi pendidikan yang disebut “Kupuku Indonesia” untuk menjalankan intervensi pada kualitas guru, kepemimpinan & pendidikan kepala sekolah, pengembangan akademik dan karakter siswa serta pemahaman orang tua.

Pendekatan program yang diterapkan adalah pendampingan luring dan daring serta kegiatan praktis berbasis digital. Kupuku mendampingi Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua dan siswa dalam meningkatkan kapasitas belajar yang efektif dan kreatif serta membangun 'Rumah Pendidikan' non-komersial sebagai sarana pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas dan dapat diakses di mana saja, kapan saja, dengan mudah dan gratis. 

Selain itu, Kupuku memegang teguh prinsip keterbukaan dan transparansi di mana Kupuku membuka ruang seluas-luasnya untuk menjalin kolaborasi dengan semua stakeholder pendidikan dan mitra strategis untuk membentuk ekosistem pendidikan yang positif.

Adapun dalam upaya transformasi pendidikan, Kupuku mengadopsi prinsip-prinsip berikut: 

  1. Pedagogi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip aksi kolaborasi timbal balik dan solidaritas. Praktik-praktik buruk harus dihilangkan.
  2. Praktik yang baik tidak boleh diciptakan kembali dan diadopsi sebagai praktik terbaik.
  3. Menerapkan Merdeka Belajar dengan menekankan pembelajaran ekologis, lintas budaya, dan interdisipliner untuk memberdayakan peserta didik, mengakses dan memperoleh pengetahuan dengan menerapkan life skill 8C*. 

*8Cs = Rasa Ingin Tahu, Kreativitas, Berpikir Kritis, Komunikasi, Kolaborasi, Welas Asih, Sabar, Cinta Tanah Air 

  1. Mengajar harus dilakukan secara lebih profesional sebagai upaya kolaboratif di mana guru diakui sebagai tokoh kunci melalui program Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Upaya ini harus diintegrasikan dengan peningkatan kesejahteraan sosial mereka. 
  2. Penyelenggaraan sekolah harus dikelola secara profesional untuk menghindari defisit keuangan yang mengancam keberlangsungan sekolah.
  3. Memastikan organisasi sekolah menjadi tempat yang disukai dan menyenangkan dalam memberikan kesempatan pendidikan seumur hidup di ruang sosial multi-budaya dan inklusif.
  4. Memenuhi panggilan untuk melakukan penelitian tentang proses transformasi (pasca pandemi dan digitalisasi) dalam rangka merespon perubahan yang cepat lingkungan untuk adaptasi dan inovasi untuk mengatasinya.

Adanya upaya untuk mendorong transformasi pendidikan juga merupakan bentuk dukungan Kupuku Indonesia terhadap program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kemendikbud Ristek. Melalui program "Guru Penggerak", "Sekolah Penggerak" dan "Organisasi Penggerak" yang dijalankan secara maksimal dan gotong royong, Kupuku percaya bahwa strategi ini berpotensi menggerakkan pilar pendidikan agar siap dan kompeten dalam mengikuti proses transformasi.

Di sisi lain, Kupuku menyadari bahwa proses transformasi berpotensi memunculkan tantangan yang akan dihadapi oleh pilar-pilar pendidikan. Oleh karena itu, salah satu misi Kupuku adalah mendukung transformasi pendidikan Kemendikbud Ristek dengan memberikan saran pemecahan masalah kepada kepala sekolah, guru, orang tua dan organisasi sekolah agar dapat mempertahankan eksistensi sekolah selama proses transformasi, yaitu:

  • Memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan Kepala Sekolah sehingga mampu bertransformasi dari kepemimpinan administratif menjadi kepemimpinan visioner dan inovatif berdasarkan semangat Gotong Royong.
  • Memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas guru sehingga mampu memperkaya bahan ajar Kurikulum Nasional dan mampu menciptakan ruang bagi peserta didik untuk mengimplementasikan materi pembelajaran secara nyata dan mengintegrasikan pengembangan Kompetensi Berbasis Karakter (5C).
  • Memperdalam pemahaman orang tua tentang dinamika sosial dan kebutuhan industri 4.0, serta meningkatkan tanggung jawab dan partisipasi orang tua dalam proses belajar mengajar yang diikuti oleh anak-anaknya untuk menyiapkan generasi yang adaptif dan unggul.
  • Menghadirkan cakrawala ekonomi, sosial budaya, ancaman disrupsi dan peluang di era transisi menjelang Indonesia Emas  2045 kepada siswa.

Kupuku Indonesia berkomitmen untuk berperan dengan sebaik-baiknya sebagai agen perubahan dengan bergandeng tangan bersama semua stakeholder untuk terus mendorong transformasi pendidikan demi mencapai SDM Unggul - Indonesia Maju pada tahun 2045.

Mari bergotong-royong bersama Kupuku Indonesia demi masa depan pendidikan yang lebih baik!

Kupuku Indonesia

Gotong Royong untuk Transformasi Pendidikan

 

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA