Workshop ‘Strategi Mengelola Media Sekolah’

kupuku.id 24 Maret 2021
img

Halo Sobat Kupuku! Kali ini Kupuku ingin berbagi keseruan dari kegiatan workshop media sekolah yang ditujukan untuk 10 sekolah mitra Kupuku Indonesia pada hari Sabtu, 20 Maret 2021. 

Workshop bertajuk ‘Strategi Mengelola Media Sekolah’ diisi oleh narasumber yang berpengalaman dalam dunia Content dan Digital Marketing yaitu Rahma Wulandari yang telah 11 tahun bergelut dalam bidang tersebut. Sepak terjangnya dalam dunia media cukup panjang mulai dari berkarir di media-media prestisius seperti Media Indonesia, Majalah Femina hingga berkarir di dunia konten start up seperti Traveloka dan Tiket.com.

Dalam workshop kali ini Rahma ingin menekankan bahwa sebelum melangkah jauh dalam mengembangkan media sekolah, setiap SDM di dalamnya harus paham betul dengan kekuatan apa saja yang dimiliki sekolah dan apa saja yang bisa dimaksimalkan dari kekuatan tersebut.

Kita kembali pada cara merancang strateginya, Kita sudah punya medianya tapi kita harus belajar bagaimana cara merancang strategi yang ideal. Strategi harus sesuai dengan kebutuhan, tujuan organisasi kita apa, kemampuan organisasinya segimana, sumber dan aturan/kebijakan organisasinya seperti apa. Sama seperti ketika mau berbelanja. Sebelum pergi kita sudah bikin daftar dulu apa sih yang kita perlu, budget yang dihabiskan berapa dan energi yang akan dihabiskan sebanyak apa.” Ujar Rahma.

Adapun workshop didesain berjalan secara kolaboratif dan partisipatif dengan memberikan beberapa kuis singkat dan lembar kerja sebagai bahan refleksi sekaligus evaluasi masing-masing tim media sekolah. Beberapa fokus pembahasan yaitu :

1.     Analisis S.W.O.T

2.     Perhitungan Waktu Mengelola Media Sosial

3.     Strategi Merumuskan Tujuan ala S.M.A.R.T

4.     Identifikasi Khalayak (Segmenting, Targeting, Positioning)

Dalam lembar kerja, cukup banyak guru yang menyuarakan kegelisahan mengenai kurangnya waktu dan sumber daya yang bisa dialokasikan untuk mengelola media sosial sekolah sehingga kerap mengupload konten seadanya.

“Semua tenaga pengelola media sosial merupakan tenaga guru  yang mempunyai jobdesc lain (tidak fokus terhadap media).” Ujar guru dari SDK Santa Maria 1 Malang

Rahma mengakui bahwa manajemen waktu merupakan hal klasik yang melanda sumber daya manusia yang memiliki pekerjaan utama, keahlian dan latar belakang bukan pada bidang konten atau digital marketing. Oleh karena itu dibutuhkan adanya komitmen dan kesadaran akan motivasi sebagai pengelola media sosial sekolah.

“Energi kita akan mengalir dengan sendirinya kalau drive nya dari diri kita sendiri, nggak bisa dari luar. Kita bertanya lagi motivasi kita, kita mengelola ini apa. Apakah saya mau belajar lagi, apakah saya mau berbagi lebih banyak bersama orang lain, apakah saya juga mau belajar untuk membangun personal branding saya atau membangun usaha saya (karir kedua).” Tutur Mbak Rahma menyemangati.

Sesi workshop pun ditutup dengan pernyataan menarik yang dibagikan oleh Rahma dalam slide terakhir;

“To make our communication more effective, we need to shift our thinking from ‘What information do I need to convey’ to ‘What questions do I want my audience to ask”. -Chip Heath, Professor at Stanford Graduate School of Busines

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA