Workshop Media Sesi-II ‘Menulis Kreatif untuk Media Sekolah’

kupuku.id 14 April 2021
img

Halo Sobat Kupuku! Sabtu, 10 April 2021 kemarin Kupuku baru saja melaksanakan Workshop Media Sekolah Sesi-II bersama Rahma Wulandari. Beliau telah berkarier selama 11 tahun di media-media nasional. Kegiatan workshop ini dilaksanakan dalam rangka pendampingan media 10 sekolah mitra Kupuku Indonesia.

Mengangkat tema ‘Menulis Kreatif untuk Media Sekolah’, kali ini Rahma Wulandari memfokuskan pembahasan pada dasar-dasar menulis kreatif dan bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Baginya, penting bagi seorang kreator konten untuk memiliki self critic terhadap tulisannya sendiri.

“Sering terjadi kesalahan penulisan. Kalau penulis pemula biasanya kesalahannya itu-itu aja. Biasanya kalau kita sudah sadar ada yang salah, ada yang tidak sesuai dengan aturan yang sudah disepakati, nanti kita lama-lama akan terbiasa juga ngebenerinnya.” Ujarnya di awal sesi

Sama seperti sesi sebelumnya, pembahasan materi Rahma Wulandari sebagai narasumber selalu memiliki bobot yang to the point, jelas dan rinci. Pembahasan yang ‘tajam’ membuat peserta seolah langsung mengetahui di mana letak kesalahan penulisan yang selama ini sudah dilakukan.

Poin-poin pembahasan terasa sangat kontekstual seperti (1) menulis kreatif untuk website dan media sosial, (2) kesalahan-kesalahan umum dalam penulisan Bahasa Indonesia, (3) prinsip berbahasa Indonesia yang baik dan benar, (4) sikap kreatif dasar, (5) dasar-dasar deskripsi, hingga (6) dasar-dasar penyuntingan. Setiap poin diboboti dengan contoh yang menarik.

Salah satu yang menarik adalah tentang sikap kreatif dasar. Statement Rahma Wulandari seolah membuka kotak dalam pikiran kita mengenai batas berpikir kreatif.

“Kalau ada pertanyaan; ‘Apa yang boleh dan tidak boleh dalam menulis kreatif?’ Sayangnya pertanyaan itu muncul dari mindset yang tidak kreatif. Saya selalu diberitahu mentor-mentor saya bahwa sebisa mungkin kita tidak berada dalam pikiran yang tidak kreatif ini. Jangan berpikir apa yang nggak boleh ditulis. Semua hal bisa ditulis asal tetap relevan dengan tujuan organisasi kita.” Paparnya.

Hal ini pun seolah memancing penasaran peserta tentang tulisan kreatif. Sr Renata, Kepala Sekolah SMAK Yos Sudarso Kepanjen melontarkan pertanyaan menarik.

“Mengapa tulisan yang mengandung  kognitif itu susah mengikat kita. Contohnya saja ketika kita membaca tulisan yang sifatnya pengetahuan. Kalau nggak dibaca 3 kali itu lupa. Tapi kalau baca novel sekali aja alur itu bisa kita hafal.”, tanya Suster sambil tertawa

“Betul memang, tulisan fiksi atau novel lebih mudah mengikat kita, lebih mudah menyentuh emosi. Tapi kok kalau yang pengetahuan itu susah, kenapa? Ya, mungkin sang penulis kurang memenuhi dasar-dasar deskripsi seperti (1) pengetahuan (2) rasa Indrawi dan (3) perasaan. Yang dilakukan penulis kognitif tersebut mungkin hanyalah mengorganisasi pengetahuan-pengetahuan.” Ujar Rahma

Tidak hanya sesi materi, 10 tugas karya tulis dari 10 sekolah pun dievaluasi dan dibahas untuk mengetahui letak potensi karya dan kesalahan penulisan. Tugas ini sebelumnya telah dikoordinasi dan menjadi ‘oleh-oleh’  bagi peserta dari workshop media sesi I.

Sama seperti sesi sebelumnya, Rahma Wulandari selalu menutup pembahasan dengan quotes-quotes favoritnya tentang dunia menulis. Kali ini, quotes yang sangat inspiratif dan penuh makna ia kutip dari penulis kawakan Ismail Murahimin, sebagai berikut;

“Seorang penulis harus bisa menjadi seorang a well-rounded man, yang ibarat bola-bulatnya sempurna, dapat bergulir secara lancar ke sudut mana saja di lapangan. Perkaya referensi dengan banyak membaca, latihlah kepekaan dan belajarlah memiliki kerendahan hati.” – Ismail Murahimin

Sampai jumpa di ulasan workshop media Kupuku selanjutnya, Sobat!

 

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA