Webinar 'Perjuangan Memutus Mata Rantai Toxic Parenting'

kupuku.id 25 Februari 2021
img

(13/09/20) Serial Webinar Sesi I ‘Apakah Aku Korban Toxic Parenting : Perjuangan Memutus Mata Rantai Toxic Parenting' telah dilaksanakan dan ‘mengaduk’ emosi 200+ peserta untuk belajar tentang ‘Perjuangan Memutus Mata Rantai Toxic Parenting’.

Masih bersama narasumber yang luar biasa yaitu Ifa Hanifah Misbach, S.Psi M.A, Psikolog, webinar kali ini menggali pola asuh Toxic Parenting dari perspektif anak. Webinar ini diikuti peserta mulai usia 13 hingga 60 tahun dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri seperti WNI yang ada di Den Haag, Belanda dan Santiago, Amerika.

“Di webinar ini kita tidak ingin bertujuan merubah orang tua, apalagi orang tua toxic. Forget it! That’s difficult job. Yang bisa kita lakukan adalah belajar bagaimana setelah webinar ini anak bisa mengetahui bahwa dia mempunyai orang tua toxic dan bagaimana cara menghadapinya.” Ujar Ibu Ifa

Adapun Ibu Ifa memaparkan ada 15 ciri Toxic Parenting yaitu egois, mendikte berlebihan, selalu menyalahkan, mudah mengancam, sulit berempati, mengkritik tiada henti, menuntut tiada batas, anak malu melihat perilaku orang tua di tempat umum, orang tua sengaja mempermalukan anak di tempat umum, menghina anak, sulit memberikan apresiasi, menempatkan anak sebagai kompetitor, tidak menghormati hak privasi anak, mudah reaktif (drama) dan manipulatif.

“Pada saat anak dewasa dan dia dipenuhi emosi yang rusak, dia akan merasa bahwa sekeras apapun usaha yang dilakukannya, anak merasa nggak berharga, jadi toxic parenting ini menimbulkan luka psikologis yang berkepanjangan, dan paling bahaya bahwa kita sebagai anak percaya bahwa kita nggak berharga.” Tambahnya.

Salah satu peserta juga berbagi pengalamannya menghadapi pola asuh toxic dan menjadi beban mental berkepanjangan untuknya.

“Saya sempat di umur 10 tahun mengalami pelecehan seksual oleh tetangga saya lalu mengadukan itu ke orang tua tapi mereka malah menghakimi saya. Kata mereka; ‘Itu semua gara-gara kamu karna sering main keluar’. Padahal harapan saya mereka mendukung saya dan membela hak saya.” Ujarnya mengenang masa lalu yang pahit.

“Peluk jauh dari aku. Terima kasih sharingnya, butuh keberanian sharing masalah pelecehan seksual. Banyak menganggap ini aib tapi lukanya begitu basah. Saya apresiasi sekali.” Jawab Ibu Ifa dengan hangat

Para peserta mengaku sangat tersentuh dengan setiap materi yang dibagikan di sesi webinar. Ini menyadarkan mereka bahwa upaya menolong diri sendiri dan memutus mata rantai toxic parenting sangat penting ketika memiliki anak nantinya. Hal ini juga diyakinkan oleh Ibu Ifa kepada para peserta.

“Mari kita dalam posisi anak punya tanggung jawab untuk siapa, buat calon anak kita nanti kelak. Atau kalau sudah punya anak, buat anak kita sekarang.” Tutupnya

Bagi Sobat Kupuku yang belum menonton webinar ini, kamu bisa klik tautan ( Perjuangan Memutus Mata Rantai Toxic Parenting ) ya Sobat!

Salam sehat mental!
 

 

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA