Training of Trainers (ToT) Read Aloud Sesi III "Membuat Presentasi Membacakan Nyaring"

kupuku.id 16 Agustus 2021
img

Halo Sobat Kupuku! Wah, tidak terasa Training of Trainer (ToT) Read Aloud bersama Roosie Setiawan sudah sampai di sesi III. Sesi yang dilaksanakan pada hari jumat, 13 Agustus 2021 ini menandai berakhirnya ToT yang diselenggarakan oleh Kupuku Indonesia untuk 30 peserta terpilih dari berbagai daerah di Indonesia.

Pada sesi III kali ini, topik pembahasan ToT berfokus pada tiga poin yaitu (1) presentasi peserta, (2) cara membuat presentasi membacakan nyaring, dan (3) rencana tindak lanjut. Adapun pada sesi presentasi peserta, Roosie Setiawan telah memberikan tugas kajian teks sederhana terhadap buku cerita yang akan dibacakan di sesi sebelumnya. Mereka harus mempresentasikan aktivitas membacakan nyaring sesuai dengan ilmu yang telah didapatkan selama sesi ToT.

“Buku cerita bergambar yang baik itu harusnya gambarnya juga bercerita. Dan gunakan kesempatan untuk ‘membaca’ gambar bersama anak-anak.”Ujar Roosie.

Peserta pun antusias ‘unjuk gigi’ untuk melakukan ‘Read Aloud’, Roosie menilai kemampuan peserta sebagian besar sudah sangat baik. Sebagai pedoman, Roosie  juga memaparkan teknik membacakan nyaring secara efektif, yaitu;

1.   Gerakkan jari di bawah kata-kata saat membacakan untuk anak pada tahapan membaca awal dan menunjuk gambar untuk tahapan pra-membaca dan membaca dini.

2.   Biarkan anak membalik halaman buku.

3.   Tunjukkan tokoh dengan suara kita saat kita membaca (dengan suara berbeda atau kecepatan suara)

4.   Bergiliran membaca kata-kata, kalimat, atau seluruh halaman dan gunakan tanda baca.

5.   Berhentilah dan ajukan pertanyaan terbuka seperti :

-          “Bagaimana perasaaanmu jika kamu adalah orang itu?”

-          “Menurutmu apa yang akan terjadi nanti?”

6.   Diskusikan apa yang akan terjadi/ terdapat dalam gambar.

Sebagai agent of change (agen perubahan) untuk lingkungan di sekitarnya, para peserta wajib memahami teknik-teknik tersebut. 30 peserta yang terpilih diharapkan dapat menyebarkan ilmu yang telah didapatkan kepada khalayak lain setelah sesi ToT selesai. Adapun Roosie menambahkan pengetahuan tentang tips membacakan nyaring yang bisa dibagikan kepada calon peserta lain pada saat pendampingan nantinya, yaitu;

1.   Jadilah teladan (panutan). Tunjukkan pada anak betapa Anda menikmati membaca.

2.   Hidupkan buku melalui menghubungkan dengan pengalaman anak.

3.   Membacakan nyaring “sedikit dan sering”. Sisihkan waktu khusus setiap hari (atau lebih dari satu kali)- konsisten. Waktu tidur memang populer, tetapi sarapan pagi juga berfungsi.

4.   Membacakan nyaring tidak harus menyelesaikan satu buku tetapi menikmati proses membaca dan tanya jawab menggunakan buku. Biarkan anak yang memimpin (guide).

5.   Pilih buku yang Anda sukai (dan disukai anak) dan tunjukkan bahwa Anda menyukainya.

6.   Bacakan buku yang membahas tema dan topik beragam.

7.   Tingkatkan narasinya, gunakan suara-suara lucu saat dialog.

8.   Variasikan kecepatan penyampaian Anda untuk menciptakan kesan drama.

9.   Lakukan improvisasi dan biarkan anak Anda merasa bebas untuk melakukan hal yang sama.

10.   Dorong respons anak terhadap cerita dan bicarakan tentang pendapat Anda tentang tokoh dan jalan cerita (alur).

“Dalam melakukan training penting untuk memberikan contoh bagaimana cara membacakan nyaring. Kita harus melatih diri melakukannya dengan benar. Setidaknya peserta harus menyimak, merasa fokus, senang, berimajinasi dan mendapat pengetahuan.” Tegas Roosie.

“Membaca cerita sama pentingnya dengan kita berkomunikasi dengan anak-anak.” Tambahnya.

30 peserta ToT juga diharapkan mampu melaksanakan training secara sistematis. Setidaknya mereka harus mampu mengenali peserta, memaparkan tujuan read aloud, membuat rundown kegiatan, menyediakan ruang untuk praktek read aloud dan menjelaskan apa itu membacakan nyaring, serta mendorong rencana tindak lanjut para peserta ToT ke depannya. Dengan latar belakang para peserta yang beragam mulai dari ibu rumah tangga, dosen, guru hingga pegiat literasi, diharapkan nantinya peserta bisa menciptakan trainer baru dari berbagai segmentasi masyarakat.

“Para peserta bisa menyimpan nomor saya. Jika selama training terdapat kendala, saya akan coba bantu.” Tutup Roosie.

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA