Talk Show & Sosialisasi ’Berantas Buta Matematika di Sekolah Dasar’

kupuku.id 31 Maret 2021
img

“Bernalar menekankan pada proses berpikir. Jadi ketika kita belajar sesuatu bukan semata-mata menyelesaikan jawabannya. Matematika memunculkan proses berpikir ‘Apa sih yang dibangun di situ, ide apa yang muncul, kenapa kita mengawali pembelajaran perkalian dan pembagian?’ Karena matematika sebetulnya belajar tentang ide. Matematika punya tahapan berpikir yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran.”- Siti Adriyani, Master Trainer Gernas Tastaka

Halo Sobat Kupuku! Waktunya sekarang kita intip keseruan Talk Show & Sosialisasi ’Berantas Buta Matematika di Sekolah Dasar’ yang diinisiasi oleh Kupuku Indonesia dan Gernas Tastaka pada Sabtu, 27 Maret 2021. Gernas Tastaka (Gerakan Pemberantasan Buta Matematika) merupakan gerakan berbasis relawan yang ingin menjadi bagian solusi dari masalah peningkatan mutu pendidikan matematika di tingkat SD/MI.

Berangkat dari rendahnya kompetensi siswa -siswi Indonesia terhadap pemahaman mata pelajaran matematika khususnya di tingkat Sekolah Dasar, maka sesi Talk Show ini juga menandai dibukanya inisiasi program ToT (Training of Trainers) ‘Berantas Buta Matematika di Sekolah Dasar’. Diisi oleh Siti Adriyani yang merupakan Master Trainer Gernas Tastaka, Talk Show ini diikuti 120+ guru sekolah dasar dari berbagai daerah di Indonesia.

“Data Indonesia Family Life Survey (IFLS) pada 2000, 2007 dan 2014 yang mewakili 83 persen populasi Indonesia menunjukkan lebih dari 85 persen lulusan SD, 75 persen lulusan SMP dan 55 persen lulusan SMU hanya mencapai tingkat kompetensi siswa kelas 2 ke bawah. Menurut data yang diterbitkan OECE periode survei 2019-2015, Indonesia konsisten berada di urutan 10 terbawah dari 3 kompetensi. Skor Indonesia selalu di bawah rata-rata.”-  Ujar Siti Adriyani

Siti Adriani menerangkan bahwa Gernas Tastaka tidak menyimpulkan bahwa anak Indonesia kemampuannya rendah karena mereka itu bodoh. Justru Gernas berpikir bahwa anak Indonesia itu pintar. Fokus Gernas adalah mencoba menggali penyebab dari permasalahan tersebut dan mengajak guru-guru untuk menjadi problem solver.

“Saya ingin mengajak Bapak/Ibu guru merefleksikan apa yang terjadi terhadap pembelajaran siswa di hari ini yang merupakan bagian dari tanggung jawab kita sebagai guru. Gernas Tastaka hari ini mengajak guru SD untuk menjadi problem solver, karena kita hidup di dunia ini, di Indonesia sebagai guru, merupakan tugas kita untuk menyelesaikannya di peningkatan mutu pendidikan dasar.” Paparnya.

Gernas Tastaka melihat bahwa permasalahan di pendidikan sekolah dasar disebabkan oleh cara belajar yang belum tepat dan kurang berpihak pada pola berpikir anak. Sistem pendidikan tidak mengajarkan matematika sesuai dengan pola pikir setingkat usia siswa SD/MI. Adapun dipaparkan dalam materi, setidaknya ada 4 hal yang menghambat proses belajar menurut Prof. Jo Boaler, Stanford  Uni 2019, yaitu :

1. Mitos tentang stopnya perkembangan kognitif otak sesudah bayi lahir dan sesudah lewat masa remaja.

2. Mengabaikan dampak positif ‘struggle’ alias eksplorasi alias berproses (berani mencoba dan salah dan mencoba terus dalam belajar)

3. Mengabaikan potensi 5 bagian otak dengan 2 bagian visual dan merupakan ‘pathways’ atau jalur dalam berpikir.

4. Senang mengukur prestasi murid dengan kecepatan menyelesaikan soal, tidak berpikir flexible dan kreatif

Siti Adriyani pun menjelaskan bahwa setiap manusia lahir ke dunia diberikan kemampuan kecerdasan secara normal dan pemahaman matematika yang rendah bukan disebabkan oleh nature kecerdasan anak sejak lahir.

“Ketika seseorang lahir ke dunia, maka kecerdasan akan menyebar normal, artinya belum diberikan apapun. Secara alamiah manusia memiliki kecerdasan kurva yang normal.”

“Kita punya mimpi di 100 tahun Indonesia merdeka kita kedapatan bonus demografi dimana penduduk usia produktif berada di puncak populasi. Artinya akan ada pertumbuhan ekonomi dan banyak sekali lapangan pekerjaan. Namun bayangkan jika pada momen ini kompetensi generasinya tidak mampu bersaing. Karena di masa ini manusia harus bersaing dengan berbagai macam hal seperti Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.” Paparnya.

Dalam sesi pun Siti Adriyani memaparkan alur berpikir dari berbagai soal mulai dari bangun ruang hingga pecahan yang membuat soal matematika jauh lebih mudah dipahami dari segi nalar dan konteksnya. Sesi ini secara khusus membuat peserta terkagum-kagum mengenai metode pembelajaran yang diberikan oleh narasumber.

“Luar biasa, hal seperti ini yang benar-benar kami butuhkan. Sebab selama ini saya berfikir keras bagaimana cara agar anak-anak senang matematika. Terima kasih sekali.” Puji Ign. Yulianto dari Tanggerang Selatan

Adapun TOT Batch I ‘Berantas Buta Matematika di Sekolah Dasar’ akan dilaksanakan secara intens dalam 6x pertemuan yang bisa diikuti oleh guru sekolah dasar yang sudah terseleksi melalui formulir pendaftaran. 6 materi yang akan dipelajari peserta meliputi :

1. Prinsip-prinsip dasar belajar mengajar matematika : Menggali tujuan belajar matematika, proses yang harus ada dalam belajar matematika, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan berpikir anak SD/MI.

2. Bilangan : Hal mendasar apa yang diajarkan dalam konsep bilangan dan bagaimana mengajarkannya?

3. Geometri : Hal penting apa yang dipelajari Ketika belajar geometri dan tahapan pembelajarannya?

4. Pengukuran : Apa sebenarnya pengukuran itu dan bagaimana mengajarkan sesuai tahapan berpikir anak?

5. Probabilitas dan Statistika : Apakah peluang hanya terkait dengan permainan? Bagaimana mengajarkan peluang di SD dan apa hubungannya dengan statistika? Bagaimana juga mengajarkan statistika yang sesuai tahapan berpikir anak SD/MI?

6. Asesmen : Bagaimana caranya kita tahu kalau anak sudah mencapai tujuan belajar? Kita akan belajar merancang asesmen yang efektif dan beragam sesuai tujuan pembelajaran

Kupuku Indonesia dan Gernas Tastaka berharap guru yang berkesempatan mengikuti TOT akan menjadi trainer bagi guru lainnya agar dampak dari program ini bisa menjangkau sumber daya manusia yang lebih luas lagi.

Sampai jumpa di liputan keseruan event Kupuku Indonesia selanjutnya Sobat!

 

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA