Talk Show Mindful Parenting Sesi III : Orang Tua Hebat jadi Sahabat "Anak Remaja Butuh Teman Bicara"

Halo Sobat Kupuku! Minggu, 27 Juni 2021 kemarin Talk Show Mindful Parenting Sesi III “Orang Tua Hebat Jadi Sahabat : Anak Remaja Butuh Teman Bicara” telah dilaksanakan oleh Kupuku Indonesia. Sebanyak 92+ orang tua telah belajar bagaimana caranya menjadi teman yang baik bagi anak di masa remaja.
Masih diisi oleh narasumber yang istimewa yaitu Ray Zairaldi dari Personality Development Center (PDC), talk show kali ini banyak membahas perubahan-perubahan yang terjadi pada anak remaja. Seperti kita ketahui bahwa masa remaja merupakan masa transisi yang menghubungkan fase anak-anak menuju fase dewasa. Tentu banyak sekali perubahan, gejolak serta keingintahuan besar para remaja untuk mengeksplor dunia luar dan menemukan jati diri. Tidak mudah bagi orang tua menghadapi fase ini.
“Banyak orang tua menganggap anak remaja harusnya sudah bisa berpikir mana yang salah dan benar. Kalau tidak diarahkan mana bisa. Otak itu sifatnya use it or lose it. Apa yang ada dan disimpan di dalam memorinya, itu yang akan dilakukan. Mana mungkin mereka bisa melakukan sesuatu yang belum mereka pelajari sebelumnya.” Ujar Ray.
Dicontohkan Ray, situasi ini dapat kita lihat pada anak remaja yang tidak terbiasa untuk sabar dan menunggu. Apa saja yang mereka mau bisa didapatkan dengan cepat/instan. Anak remaja seperti ini akan memiliki toleransi terhadap stres yang lemah karena tidak ada memori cara menghadapi stres dalam otaknya. Penting sekali bagi orang tua untuk mengarahkan apa saja yang baik dan buruk sejak kecil sehingga mereka bisa memiliki fondasi pengelolaan emosi pada fase remaja yang tidak mudah untuk dihadapi.
“Otak remaja belum sempurna, tapi ada hormon baru yang aktif dan membuat otaknya bergejolak. Dampak ketika hormonnya bergejolak yaitu emosinya menjadi tidak stabil (imbalance) serta membuat anak remaja menjadi sensitif, emosional dan tidak terkontrol.” Tambahnya.
Selain itu, Ray juga memaparkan beberapa karakteristik lain dari anak remaja, yaitu :
· Merasa sudah besar/dewasa
· Memberontak
· Berkeinginan mengatur hidup sendiri
· Pencarian identitas/ jati diri
· Emosi meningkat
· Organ seksual matang
Karakteristik tersebut secara sadar atau tidak membawa anak remaja pada potensi-potensi perilaku yang dapat menimbulkan masalah seperti emosi yang labil, tidak suka diatur, memberontak, bohong/manipulatif, terbawa arus pergaulan/lingkungan, kebingungan norma hingga masalah percintaan.
“Ingatlah bahwa para remaja melakukan apa yang mereka anggap keren. Mereka melakukan apa yang ada di top of the mind-nya. Dan ini bisa kita ‘setting’ pemahaman keren mereka. Misalnya, kita tanamkan bahwa orang yang rajin baca buku, wawasannya luas dan berprestasi itu sangat keren sehingga tertanam dalam otak mereka. Sangat bisa.” Papar Ray.
Di tengah perilaku anak remaja yang butuh pengawasan, banyak orang tua yang kebingungan membangun kedekatan dan komunikasi yang terbuka dengan anak-anaknya. Orang tua mengeluhkan sikap anak yang tertutup, acuh dan sulit diajak berkomunikasi. Salah satunya, disampaikan salah satu peserta talk show dalam sesi tanya jawab;
“Bagaimana membuat anak nyaman dan mau menganggap kita sebagai sahabatnya, namun tetap ada respect/rasa hormat? Karena anak remaja sering merasa mereka punya privacy-nya sendiri dan merasa terganggu kalau orang tua mau ikut campur.” Tanya Ibu Imelda dari Sungailiat.
Dengan singkat dan jelas, Ray pun memaparkan apa yang harus dilakukan orang tua dalam membangun kedekatan dengan anak remaja.
“Kalau anak nggak mau bercerita dengan kita, mulailah membahas topik-topik yang dia sukai. Makanya mau nggak mau kita harus menyelami kehidupan remaja. Tidak harus melulu ngobrolin hal serius dan nodong-nodong informasi ke anak. Bangun komunikasi yang santai dan menyenangkan dulu, barulah kita pelan-pelan gali informasi yang ingin kita ketahui dari anak.” Ujar Ray.
Selain jawaban tersebut, Ray juga memaparkan beberapa tips yang bisa dicoba orang tua untuk menjadi sahabat bagi anak remaja yang telah dirangkum dalam beberapa poin berikut:
· Bersikap supportive
Berikanlah dukungan kepada anak dalam mencoba hal-hal positif meskipun apa yang disukai anak berbeda dengan apa yang disukai oleh orang tua. Karena tugas orang tua adalah mengarahkan dan mendukung anak menemukan jati diri terbaiknya, bukan menentukan segala hal terkait dengan kehidupannya.
· Menjadi pendengar yang baik
Orang tua relatif punya keinginan besar untuk memberitahu dan menasehati seolah kehidupan anak harus sesuai keinginan mereka. Keinginan menjadi pendengar yang baik cukup langka. Saat anak mau bercerita kepada kita, itu adalah momen yang sangat berharga dan perlu kita sambut. Karena ketika anak sudah berhenti bicara dan bersikap tertutup, orang tua akan sangat sulit memberikan pengarahan.
· Tidak menghakimi
Ketika anak melakukan sesuatu pasti ada alasannya dan tugas orang tua adalah mencari tahu alasan di balik perilaku anak. Anak remaja sangat mungkin kebingungan menghadapi masalahnya. Bantulah anak dalam menemukan solusi dengan cara diskusi yang sehat dan terbuka.
· Berikan cinta/kasih sayang yang bertanggungjawab
Ada istilah yang disebut sebagai “tough love” yang berarti cinta yang bertanggungjawab. Kasih sayang yang kita berikan hendaknya membuat anak semakin berkembang, semakin matang, bukan malah membuatnya semakin manja. Latih anak bertanggung jawab atas apa yang ia miliki serta latih mereka untuk menghadapi rasa stresnya.
· Bersiap menerima hal ajaib yang mereka ceritakan
Bersiap-siaplah mendapatkan cerita yang mengejutkan dari anak mengenai hal-hal eksploratif yang mereka lakukan. Misalnya kebohongan mencontek atau penemuan mereka akan konten-konten berbau pornografi. Tanggapi dengan sikap tenang dan dengarkan dulu apa yang anak katakan. Hindari menghakimi lalu berikan pengarahan dengan cara yang penuh kasih sayang.
Berjalan selama 2,5 jam, talk show pun selalu dibanjiri pertanyaan seperti pada sesi-sesi sebelumnya. Talk Show sesi III ini merupakan sesi penutup dari Talk Show Mindful Parenting bersama Ray Zairaldi dan akan disambung dengan talk show atau webinar interaktif lainnya dalam tema parenting.
Bagi Sobat Kupuku yang belum sempat menonton rekaman talk show dari Sesi I hingga Sesi III, silakan kunjungi youtube ‘Kupuku Indonesia’ dan temukan juga beragam rekaman video talk show menarik lainnya.
Sampai jumpa di event Kupuku selanjutnya, Sobat!