Serial Talk Show Pendidikan Karakter Sesi II 'Apresiasi Sebagai Dasar Transformasi dan Perubahan’

kupuku.id 22 Maret 2021
img

“Sebenarnya kalau tujuan pendidikan itu menemukan kebahagiaan, kuncinya cuma diapresiasi dan dihargai.”- Doni Koesoema A.

Halo Sobat Guru! Sabtu, 20 Maret 2021, Serial Pendidikan Karakter Bersama Doni A. Koesoema M.Ed Seri III telah dilaksanakan oleh Kupuku Indonesia bersama Community Partner Buku untuk Papua (BUP) dengan judul ‘Apresiasi Sebagai Dasar Transformasi dan Perubahan’. Sebanyak 390+ dari seluruh Indonesia telah belajar bagaimana cara memberikan apresiasi yang tepat sebagai salah satu dasar pendidikan karakter di sekolah.

Setidaknya, ada 4 poin yang dijelaskan oleh Doni A. Koesoema M.Ed dalam sesi ini yaitu : 

  1. Arti apresiasi
  2. Makna di balik tindakan apresiasi
  3. Apresiasi bukan sekedar pujian atau penghargaan
  4. Apresiasi VS transformasi dan perubahan

“Apresiasi adalah kesadaran diri yang baik dalam diri manusia yang dimana manusia bisa memahami apa yang baik, luhur dan pantas diperjuangkan manusia sebagai sesuatu yang berharga dan bernilai”- Ujarnya

Dalam sesi ini Doni Koesoema menekankan makna tindakan apresiasi yang sangat penting diimplementasikan bagi para tenaga pendidik di sekolah untuk mendukung transformasi dan pendidikan karakter, di antaranya adalah :

1.  Dukungan positif melahirkan rasa percaya diri, dihargai, bernilai, mampu memberikan sumbangan kebaikan kepada komunitas.

“Ternyata ketika kita memberikan dukungan positif kepada peserta didik, bapak ibu guru kita dan kepada siapapun yang bekerja di lingkungan pendidikan, ini akan membangkitkan rasa percaya diri, mereka akan merasa dihargai, bernilai dan mampu memberikan sumbangan kebaikan pada komunitasnya.” 

2.     Manusia lebih senang dan bahagia jika diapresiasi bukan dicaci

“Pengalaman tidak dihargai mungkin akan membuat kita paham artinya tidak diapresiasi.”

“Apresiasi adalah kesadaran diri yang baik dalam diri manusia yang dimana manusia bisa memahami apa yang baik, luhur dan pantas diperjuangkan manusia sebagai sesuatu yang berharga dan bernilai”

3.  Manusia dapat dan mampu berbuat baik dan berkomitmen pada nilai-nilai kebaikan

“Apresiasi terkait pada nilai-nilai kebaikan. Ketika orang membuat apresiasi yang diapresiasi adalah harga dan nilai. Saya belum pernah menemukan apresiasi terhadap nilai keburukan. Apabila kita mengaitkan apresiasi individu maka Ketika kita mengapresiasi orang lain, kita percaya bahwa orang itu mampu berbuat baik. Dan orang lain itu bisa punya komitmen terhadap kebaikan.”

4.     Apresiasi bukan perlombaan dan tidak divoting

“Apresiasi tidak dilombakan. Apresiasi diberikan secara bebas dan merdeka. Orang yang diapresiasi juga tidak merasa dirinya harus diapresiasi, semuanya muncul begitu saja.“

“Dalam konteks pendidikan karakter, apresiasi melalui voting saya rasa tidak tepat. Seolah-olah jika votingnya rendah tindakan tersebut tidak baik. Ini tidak masuk akal. Jadi mohon diingat apresiasi tidak ada kaitannya dengan voting, like atau dislike.”

5.     Apresiasi selalu dikaitkan dengan nilai kebaikan

“Manusia diciptakan harus berpartisipasi dalam kebaikan Tuhan. Semua agama selalu menyampaikan pesan kebaikan. Saya yakin orang yang berbuat baik itu telah mendapat rahmat dan tuntunan dari yang Ilahi.”

Sesi yang berlangsung selama lebih dari 2 jam ini dibanjiri oleh pertanyaan dari para peserta, salah satunya pertanyaan dari Ibu Nova di Sorong, Papua;

“Tadi saya sempat tulis untuk memberikan apresiasi tidak hanya kepada yang berhasil saja. Kebetulan saya mengajar di TK, kita selalu kasih apresiasi untuk anak-anak. Mereka berhasil atau tidak berhasil selesai mengerjakan tugas selalu kita apresiasi. Tapi itu berbeda dengan pola asuh yang diberikan orang tua dirumah. Ada beberapa orang tua yang jika anak tidak berhasil melakukan sesuatu memaki anaknya; Kamu ini begini saja tidak bisa.’ Hal ini membuat anak tidak berani lagi untuk mencoba. Apa yang harus kita lakukan?”Ujar Ibu Nova

Pak Doni Koesoema pun memberikan tanggapan menarik terkait pertanyaan tersebut.

“Orang tua seringkali punya pola asuh sendiri. Mungkin nanti ketika pertemuan dengan orang tua tekankan bahwa kekerasan (baik secara verbal maupun non verbal) merupakan cara paling terakhir yang bisa ditempuh dalam pendidikan. Tapi jika masih bisa diajak dialog saya rasa tidak perlu ada kekerasan. Tapi kadang-kadang kita juga sebagai guru harus keras juga terhadap orang tua dan guru untuk membuat mereka berubah. Mungkin kalau dengan cara dialog kita bisa menanamkan pengertian apresiasi pada orang tua. Ajari orang tua untuk melihat kemampuan anak dari perkembangan dia yang sebelumnya  bukan dibandingkan dengan orang lain. Harus dipahami orang tua bahwa kemampuan anak berbeda-beda. Udah bukan saatnya kita bandingkan anak satu dengan yang lain.”Papar Pak Doni.

Sesi pun berjalan sangat interaktif baik melalui chat dan pertanyaan langsung. Pak Doni menekankan bahwa perbuatan baik melalui apresiasi dapat juga kita ilhami dari perkataan Mother Theresa;

“Orang tidak perlu melakukan hal-hal yang besar. Tapi yang terpenting adalah kita melakukan hal kecil dengan cinta yang besar.” Tutupnya.

Talk Show Serial Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A. M.Ed akan berlanjut dalam sesi III dengan judul ‘‘Norma dan Peraturan sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Karakter’ yang akan dilaksanakan pada Hari Sabtu, 27 Maret 2021 pukul 13.30 - 15.30 WIB. Bagi Sobat Guru yang belum sempat menyaksikan Sesi I dan Sesi II, silakan kunjungi link berikut untuk menonton rekamannya :

Seri I : https://www.youtube.com/watch?v=DKStvfqm-mo

Seri II : https://web.facebook.com/kupuku.id/videos/2849091445338693

Salam semangat belajar!

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA