Serial Talk Show Pendidikan Karakter Seri III ‘Norma dan Peraturan Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Karakter’

kupuku.id 29 Maret 2021
img

“Manusia punya kecenderungan dalam melanggar hak orang lain/peraturan. Manusia merupakan makhluk yang punya kebebasan, namun kebebasan ini berpotensi melanggar hak-hak orang lain. Yang perlu dipahami manusia adalah bagaimana menjalani kebebasan yang bertanggung jawab.” Doni Koesoema A. M.Ed

Halo Sobat Kupuku! Kali ini Kupuku ingin membagikan keseruan Serial Talk Show Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A. Seri III ‘Norma dan Peraturan Sebagai Sistem Pendukung Pendidikan Karakter’ pada Sabtu, 27 Maret 2021. Sebanyak 430+ peserta telah belajar bagaimana mendesain norma dan peraturan yang efektif di sekolah.

Doni Koesoema A. selaku narasumber selalu mengawali talk show dengan memaparkan definisi dari kata perkata topik yang dibawakan agar peserta memahami secara mendasar terlebih dahulu mengenai konteks topik yang dibahas. 

“Kalau kita berbicara tentang norma, maka norma lebih semacam spirit atau jiwa yang dipakai sebagai kaidah dari prinsip dan tingkah laku yang mengatur tata cara siapapun dalam bertindak. Norma juga mengacu pada nilai-nilai moral dan kontekstual yang dikaitkan pada panduan bagaimana manusia bisa menjadi manusia yang baik. Sedangkan peraturan mengikat pelaku dalam ekosistem.” Ujar Doni Koesoema.

Doni Koesoema juga menuturkan, peraturan sebaiknya disusun secara partisipastif bersama seluruh warga sekolah agar timbul rasa memiiliki dan muncul pemahaman mengapa peraturan tertentu dibuat. Sesuaikan dengan pemahaman manusia yang kian berkembang dari waktu ke waktu. Namun terlepas dari itu, setiap sekolah perlu menyusun norma dan peraturan secara sistematis. Adapun Doni Koesoema A. memaparkan setidaknya ada 7 langkah mendesain norma dan peraturan, yaitu :

1.       Menentukan Tujuan

“Ada sekolah yang buat peraturan karena di sekolah lain membuat peraturan seperti itu jadi kita tidak tahu tujuannya apa. Ini jangan sampai terjadi di sekolah kita. Dalam membuat peraturan kita harus mengetahui visi misi sekolah dan tahu tujuan peraturan ini untuk apa. Kita juga harus mengetahui sikap dan perilaku apa yang diharapkan dari adanya peraturan tersebut. Alasan peraturan juga harus tahu. Kadang-kadang sekolah membuat peraturan yang sebenarnya tidak diperlukan. Jadi namanya peraturan adalah hal-hal penting yang harus diatur, dimana kalau tidak diatur kondisi sekolah dapat kacau balau.”

2.       Menentukan Prioritas Nilai

“Sekolah dapat menentukan nilai-nilai utama berdasarkan core value (nilai inti) dari sekolah. Barangkali sekolah juga punya nilai-nilai khusus yang ingin ditanamkan seperti kedisiplinan dan integritas.”

3.       Menganalisis Koherensi

“Kalau mau buat peraturan kita harus melihat peraturan yang sudah ada, jangan sampai bertentangan. Kita harus koheren, selaras dari sisi konstruksi pembuatan peraturannya.”

4.       Menjaga Konsistensi

“Peraturan harus bersifat selaras pikiran. Semua warga sekolah harus sepakat dan satu persepsi terhadap peraturan yang dibuat. Misal ada anak yang tidak pakai sabuk yang satu ditegur oleh guru dan yang satu lagi tidak ditegur. Contoh buruk lainnya seperti ada peraturan tidak boleh merokok tapi masih banyak guru dan karyawan yang merokok di sekolah. Jangan seperti itu. Harus ada komitmen dari para pelaku.”

5.       Melakukan Evaluasi

“Peraturan harus bersifat terbuka dan dinamis. Peraturan kalau sudah dibuat harus dievaluasi secara terus menerus, maka kita harus belajar melihat situasi dan perkembangan baru.”

6.       Mempertajam Refleksi

“Masing-masing individu harus merasakan bahwa kalau melaksanakan peraturan tertentu nilai hidupnya akan jadi lebih baik. Penting sekali untuk setiap individu menemukan makna dari mengikuti norma dan peraturan yang ada.”

7.       Membangun Tradisi Dokumentasi

“Bukan hanya sekedar administrasi, peraturan itu harus dicetak, didokumentasikan. Misal ada buku absensi jika ada aturan tentang kedisiplinan, buku laporan kasus hingga catatan kejadian, ini harus didokumentasikan semua. Bahkan kalau ada kunjungan dari orang luar, ada tamu ke sekolah kita semua harus didokumentasikan. Karena kita sering nggak sadar bahwa dokumentasi-dokumentasi tersebut menjadi sejarah sekolah kita. Siapa sangka Barack Obama akan menjadi presiden Amerika? Nah, apa yang ada di sekolah masa kecilnya di Menteng menjadi sesuatu yang amat bernilai.”

Selain langkah mendesain norma dan peraturan di atas, setidaknya norma dan peraturan juga harus mendasarkan pada 3 prinsip moral dasar, yaitu :

1.       Sikap baik (berpikir positif dan tidak merugikan orang lain)

2.       Prinsip keadilan (Hak yang sama dalam situasi sama)

3.       Hormat terhadap diri sendiri dan orang lain (manusia bernilai dalam dirinya sendiri)

Dalam sesi tanya jawab, terdapat pertanyaan menarik dari Sr. Vincentia, HK terkait hukuman yang tidak pernah terlepas dari adanya peraturan. “Kalau peraturan itu pasti berhubungan dengan punishment (hukuman), nah sejauh mana hukuman ini bisa efektif?”- Ujarnya

“Peraturan selalu terkait dengan hukuman dan sanksi. Dalam konteks pendidikan karakter kita perlu punya paradigma yang berbeda. Karena kalau norma dan peraturan ini didesain bersama-sama dan tujuannya untuk menanamkan nilai tertentu dalam diri peserta didik, ini sesuai dengan prinsip bebas bertanggung jawab. Ketika siswa melanggar, maka sudut pandangnya bahwa itu bukan merupakan hukuman yang dia terima namun tanggung jawab atas perbuatannya.” Jawab Doni Koesoema secara lugas.

Doni Koesoema A. pun masih dibanjiri pertanyaan-pertanyaan lain di akhir sesi talk show dari para peserta. Untuk Sobat Kupuku yang belum sempat menonton atau ingin menonton ulang Talk Show Seri III, silahkan klik tautan berikut : https://web.facebook.com/kupuku.id/videos/1441538886197540

Sampai jumpa di liputan talk show Seri IV Sobat!

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA