Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Part V : "Membangun Kolaborasi Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak"

Halo, Sobat Kupuku! Senang sekali kita jumpa kembali pada Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A.: Mendidik Karakter Generasi Zaman Now. Pada part 5 ini, yang juga merupakan bagian terakhir dari talk show praktik baik, topik yang dipilih semakin menarik dan tentunya masih berkaitan dengan karakter yaitu “Membangun Kolaborasi Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak”. Talk show yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 November 2021 ini diikuti oleh sekitar 320 peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Apresiasi kami kepada para peserta talk show yang semakin semangat belajar dan antusias meskipun talk show diadakan pada jam istirahat dan di akhir pekan.
Pada part 5 ini, talk show dibawakan oleh dua narasumber hebat yaitu Pakar Pendidikan Karakter dan Penulis Buku Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas, Doni Koesoema A., M. Ed., serta Evy Anggraeny, seorang Guru di SMA Regina Pacis Jakarta sekaligus penulis Buku Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas.
Sebagai pengantar, Doni Koesoema menyampaikan persepsi orang tua tentang sekolah, yaitu:
- Sekolah sebagai tempat penitipan anak.
- Sekolah sebagai ‘bengkel’ yang memperbaiki perilaku anak.
- Sekolah sebagai investasi.
- Sekolah sebagai keluarga.
Pada paparan awalnya, Doni Koesoema mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara tentang Keluarga Memiliki Pengaruh Besar “Anak-anak itu, baik dalam masa kepekaannya (dalam periode di mana segala pengalaman bercampur dengan dasarnya jiwa) maupun dalam bertumbuhnya pikiran (ini mengenai kemajuan dari angan-angannya serta bertambah-tambahnya pengetahuan) mendapat pengaruh yang sebanyak-banyaknya serta sedalam-dalamnya dari keluarga masing-masing.”
Secara etimologi, ‘kolaborasi’ berasal dari bahasa Latin yaitu Cum (bersama) dan Laborare (bekerja). Jika dilihat dari KBBI daring, kolaborasi memiliki makna kerja sama (dengan musuh) dan makna kerja sama untuk membuat sesuatu. Dalam bidang pendidikan, kolaborasi memiliki makna kerja sama antara sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) dengan orang tua dalam rangka pembentukan karakter peserta didik sebagai pemelajar mandiri dan bertanggung jawab.
Persepsi sekolah/guru terhadap orang tua, yaitu”
- Sebagai mitra: pendidik karakter
- Kolaborasi sekolah dengan orang tua sebagai individu untuk pembentukan karakter anak di rumah.
- Keluarga sebagai penyemai nilai karakter utama anak.
- .Sebagai mitra: lembaga
- Komite sekolah
- Paguyuban orang tua
- Orang tua sebagai alumni
- .Sebagai User, orang tua sebagai pengguna layanan dapat berbagi informasi, memiliki peranan administratif, dan memberikan dukungan ekonomi..
Prinsip-prinsip kolaborasi adalah:
- Komitmen bersama: kejelasan peranan, tugas dan tanggung jawab, bentuk komunikasi.
- Keterbukaan: keterbukaan sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) pada aspirasi dan masukan orang tua.
- Integritas: objektivitas data dan informasi dari sekolah, kejujuran orang tua terhadap kondisi anak.
- Fokus perkembangan anak dan iklim sekolah yang ramah secara moral: pertumbuhan karakter peserta didik (keutamaan akademis, sosial, dan moral), pengetahuan dan kompetensi para pelaku pendidikan.
Sejalan dengan yang disampaikan Doni Koesoema, Evy Anggraeny menyampaikan realita ketika harus berhadapan dengan orang tua. Setiap kali bertemu dengan orang tua, pasti ada hal baru yang didapatkan dari orang tua dan ada informasi penting yang harus diketahui orang tua terkait perkembangan anak (peserta didik)
Sepanjang pengetahuannya, Evy Anggraeny menyampaikan ada tiga tipe orang tua, yaitu:
- Tipe pasif: orang tua yang sibuk sehingga tidak ada waktu khusus untuk bertanya pada anak, orang tua yang pasrah terhadap keadaan anak
- Tipe proaktif non kolaboratif: orang tua sangat aktif memberikan masukan pada sekolah tetapi tidak mau bekerja sama, orang tua memiliki kepentingan-kepentingan pribadi
- Tipe kolaboratif partisipatif: orang tua yang aktif memberikan masukan, mau terlibat, dan mau mendengarkan masukan dari sekolah.
Menghadapi tipe-tipe orang tua tersebut, Evy Anggraeny memiliki solusi yaitu selalu mengedepankan komunikasi aktif, komitmen dan konsistensi sebagai guru. Selain itu, sebagai wali kelas dan guru mata pelajaran, Evy juga memiliki data yang akurat, yang dibutuhkan orang tua tentang perkembangan anak. Di sini, Evy juga melibatkan peserta didik saat kita berkomunikasi dengan orang tua sehingga anak tahu apa yang disampaikan sesuai dengan data. Solusi terakhir adalah orang tua terlibat secara aktif.
Dalam sesi tanya jawab, pernyataan menarik disampaikan oleh Fransiskus Sili dari Manado terkait tipe-tipe orang tua. Dia mengategorikan tipe orang tua menjadi tiga, yaitu tipe orang tua yang luar biasa, tipe orang tua yang biasa-biasa saja, dan tipe orang tua yang biasa di luar. Sebagai guru agama Katolik di sekolah negeri, Fransiskus Sili menanyakan tentang trik menghadapi anak dengan latar belakang keluarga broken home.
Menjawab pertanyaan tersebut, Doni Koesoema menyampaikan strategi yang harus dilakukan. Pertama, kita harus mengetahui siapa pengasuh anak tersebut. Jika tidak ada yang mengasuh, sebagai guru, kita dapat ambil bagian. Kedua, kita harus memberikan dan menumbuhkan motivasi pada diri anak serta kita harus bersyukur atas nikmat hidup yang diberikan Tuhan. Biasanya anak dengan latar belakang seperti itu juga memiliki kendala dalam hal ekonomi. Solusinya, sekolah dapat membantu dalam memberikan beasiswa. Evy Anggraeny menambahkan, bahwa sebagai guru, kita dapat menyediakan diri dengan memberikan kenyamanan pada anak, dalam arti, kita dapat menjadi tempat ‘curhat’ anak.
Talk show yang dilaksanakan juga secara langsung melalui Youtube Kupuku Indonesia ini berlangsung dua jam lebih dan ditutup dengan closing statement dari Doni Koesoema, “Terima kasih Bapak Ibu atas perhatian dan komitmennya yang selama lima seri ini mengikuti secara rutin. Kami berharap mudah-mudahan kami dapat muncul kembali bekerja sama Kupuku untuk tema-tema Praktik Pendidikan Karakter yang menginspirasi. Seandainya Bapak Ibu memperoleh buku-buku kami, dapat cek di pendidikankarakter.org. Sekali lagi terima kasih, sukses selalu, mudah-mudahan Bapak Ibu menjadi guru yang keren dan menginspirasi. Selamat Hari Guru, Bapak Ibu semua adalah guru yang menginspirasi anak-anak Indonesia ”
“Sahabat Kupuku, terima kasih atas apresiasinya telah hadir di kelima part di sesi II tahun 2021. Orang tua, siswa bisa menjadi inspirasi dan teman belajar bagi kita semua. Maka, di buku kami tertulis Inspirasi Praktik Baik karena inspirasi datang dari siapa saja dan itu kami tuliskan karena kami hanya sebagai penerus dari cerita mereka pada kami. Kami yakin Bapak Ibu dapat menuliskan apa yang kita dengar dan diketahui karena semua orang dapat menginspirasi, semua orang bisa menjadi guru kita, dan jangan pernah malu untuk berguru pada anak didik kita. Dan orang tua juga salah satu sumber inspirasi terbesar karena kami saling bekerja sama dan menguatkan satu sama lain” pesan Evy Anggraeny.,
Terima kasih kepada Sobat Kupuku yang sudah mengikuti Part 5 serial talk show ini dengan antusias dan semangat yang luar biasa. Semoga talk show ini banyak membawa manfaat dan ilmu untuk Sobat semua, ya.
Pantau terus ya Instagram dan Facebook Kupuku Indonesia untuk mendapatkan info seputar kegiatan Kupuku Indonesia.
Bagi Bapak/Ibu yang belum sempat menonton Part 5 silakan klik link berikut untuk menonton rekaman videonya: https://www.youtube.com/watch?v=qjoN_-4KOGQ