Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Part III : "Metode Pengajaran yang Efektif Membentuk Karakter"

Halo, Sobat Kupuku! Berjumpa kembali pada Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A.: Mendidik Karakter Generasi Zaman Now. Pada part 3 ini topik menarik yang dipilih dan masih ada kaitannya dengan karakter adalah “Metode Pengajaran yang Efektif Membentuk Karakter”. Talk show yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 November 2021 ini diikuti oleh hampir 500 peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Semangat dan antusias peserta sungguh luar biasa meskipun talk show diadakan pada jam istirahat dan di akhir pekan.
Pada part 3 ini, talk show dibawakan oleh dua narasumber hebat yaitu Pakar Pendidikan Karakter dan Penulis Buku Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas, Doni Koesoema A., M. Ed., serta Evy Anggraeny, seorang Guru di SMA Regina Pacis Jakarta sekaligus penulis Buku Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas.
Kata ‘metode’ berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu metha dan hodos. Metha berarti tujuan, sedangkan hodos berarti jalan sehingga membentuk kata method yang dalam bahasa Indonesia menjadi metode. Jadi, metode berarti jalan yang dipakai supaya apa yang kita tuju dapat dicapai.
Pada paparan pertama, Doni Koesoema menjelaskan tentang apa itu metode mengajar. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Hal ini menjadi prinsip karena anak harus memiliki pengalaman dalam belajar. Cara menguji haruslah menggunakan evaluasi yang sesuai dengan pengalaman belajar tersebut. Dengan metode yang tepat maka akan efektif dalam membentuk karakter peserta didik selama menjalani pengalaman belajar.
Metode mengajar dapat dicirikan dari model pengajarannya. Ada lima kategori model pengajaran, yaitu:
- Proses - informasi adalah model cara berpikir. Guru melatih anak-anak menarik kesimpulan (deduksi atau induksi).
- Sosial adalah model belajar yang sifatnya sosial. Metode ini banyak mengaitkan kehadiran orang lain dalam proses belajar.
- Personal adalah model yang sifatnya personalisasi/ berfokus pada siswa. Guru memberikan simulasi pada siswa untuk mendalami sendiri kemudian mereka berkembang dan berproses. Siswa lalu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sendiri.
- Perilaku adalah model pembelajaran yang menentukan perilaku kemudian memilih metodenya. Materi yang diberikan diarahkan pada tujuan terbentuknya perilaku yang bernilai.
- Perbedaan individual adalah metode yang mengelola keunikan individu.
Paparan selanjutnya, Doni Koesoema memberikan rekomendasi metode pengajaran yang efektif dalam membentuk karakter, yaitu:
- Role Playing
Belajar empati dan merasakan diri menjadi orang lain. Ada karakter tokoh yang harus dimainkan. Tokoh tersebut memiliki karakter, sikap, dan perilaku yang mendirikan nilai-nilai.
- Simulasi
Pemaparan situasi dan kondisi dalam situasi konflik moral. Metode ini melatih kepekaan moral dalam dilema moral yang memiliki dampak-dampak moral.
- Field Trip
Kunjungan ke daerah tertentu untuk menawarkan suasana lain. Anak-anak belajar di lingkungan baru, beradaptasi, dan melatih kemampuan sosialisasi adaptasi.
- Eksposure Profesi
Belajar mengalami suka duka sebuah profesi, menempatkan diri sesuai tugas dan kewajibannya, serta tantangan konflik nilai dalam profesi.
- Debat
Adu argumentasi, pro kontra. Melatih nalar logika, mengambil sikap dan keputusan secara tepat. Nalar yang baik dapat membantu menyelesaikan persoalan.
- Studi Kasus
Guru memaparkan kasus-kasus tertentu yang terjadi di dunia nyata, kemudian meminta peserta didik memberi tanggapan serta pendapat dari berbagai perspektif dan pandangan utuh.
Sebelum masuk pada paparannya, Evy Anggraeny mengajak peserta talk show untuk menuliskan satu kata tentang ‘Kupuku Indonesia’. Beragam jawaban yang diberikan oleh para peserta, antara lain: webinar, menambah ilmu, karakter, talk show, dan masih banyak lagi. Selanjutnya, Evy mengajak peserta untuk menuliskan perasaannya saat itu. Jawaban yang diberikan peserta beragam, namun kebanyakan dari mereka menuliskan perasaan senang dan semangat. Terakhir, Evy meminta peserta untuk menuliskan satu atau dua kata hal yang sering dilakukan di dalam kelas. Lagi-lagi dengan penuh semangat peserta menuliskan jawabannya. Yang mereka lakukan di kelas pun bermacam, ada yang menyanyi, presensi, menyapa, tersenyum, membagi tugas, dan mengajar. Kemudian, Evy bertanya langsung pada tiga penjawab tercepat, salah satunya adalah Ibu Rosa dari Banten. Ibu Rosa bercerita bahwa hal yang dia lakukan di kelas adalah tersenyum. Bagi Ibu Rosa, senyum merupakan bentuk sapaan pada anak-anak. Sebelum pandemi, ketika dia tersenyum maka banyak anak yang datang padanya. Namun ketika dia tidak tersenyum, anak-anak akan bertanya dan mereka juga akan cemberut. Ibu Rosa ingin selalu membawa aura positif dengan tersenyum.
Alasan Evy Anggraeny mengajak peserta menjawab pertanyaannya adalah untuk menunjukkan bahwa itu merupakan salah satu metode yang dia gunakan di kelas saat pembelajaran. Terlebih saat ini, ketika pandemi, kita selalu menggunakan laptop dan jaringan internet untuk belajar. Dalam pembelajaran virtual, Evy selalu memaksimalkan adanya ruang chat untuk berinteraksi dengan peserta didik. Dia memberikan satu pertanyaan dan mengamati penjawab tercepat dan jawaban yang unik. Dari jawaban tersebut, Evy menanyakan alasan atau argumen peserta didik atas jawabannya.
“Dalam menentukan metode pengajaran, saya melihat dulu apa yang mau diajarkan, materinya apa, tujuan yang akan dicapai, apakah saya mampu melakukan metode itu seorang diri secara daring, materi yang dibahas ini sulit atau mudah dijangkau anak-anak, keberadaan fasilitas sekolah, dan waktu yang diperlukan,” ungkap Evy Anggraeny.
Selain asosiasi kata, Evy juga sering menggunakan asosiasi gambar pada pembelajarannya. “Dalam satu pertemuan pembelajaran metode yang digunakan bisa lebih dari satu. Ternyata anak-anak dibawa pada metode yang menurut mereka menyenangkan, materinya akan menempel cukup lama,” paparnya.
Talk show yang dilaksanakan juga secara langsung melalui Youtube Kupuku Indonesia ini berlangsung dua jam lebih dan ditutup dengan closing statement dari Doni Koesoema, “Pertama, di kelas bisa jadi ada banyak metode belajar yang dapat digunakan untuk membentuk karakter anak-anak. Sebenarnya metode apapun itu baik dan bisa membentuk karakter anak. Kedua, Bapak Ibu perlu memaksimalkan potensi pembelajaran, dalam arti pemilihan metode dalam rangka pembentukan karakter. Jangan sampai kita hanya sekadar mengajar secara efektif tentang materinya. Kita perlu memaksimalkan potensi pengalaman belajar ini sebagai bagian dari pembentukan karakter, pembentukan cara hidup, menghayati hidup dengan nilai-nilai, keyakinan yang baik dan benar baik untuk diri sendiri maupun untuk kehidupan komunitas. Ketika Bapak Ibu mempersiapkan metode dengan memperhatikan dimensi pembentukan karakter ini, saat itulah Bapak Ibu membentuk anak-anak yang bukan hanya cerdas nalarnya tetapi juga punya hati, empati, kepedulian, dan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam hidup. Semoga dengan cara ini, anak-anak yang Bapak Ibu didik akan memiliki memori yang sangat baik karena di tangan Bapak Ibu hidup mereka berubah menjadi orang yang lebih baik. Maka, buku kami dikasih judul Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter karena ada banyak inspirasi di dalamnya yang dapat dimanfaatkan untuk pendampingan anak-anak.”
“Mari kita apresiasi teman-teman belajar kita tidak hanya rekan-rekan guru tetapi juga siswa-siswa kita, karena menurut saya siswa kita itu teman belajar yang utama dan di kelas kita dapat menemukan metode baik dan menyenangkan bagi anak-anak. Karena jika anak-anak senang dalam belajar, kita dapat menggunakan metode apapun. Mereka akan bisa dengan mudah dan memberikan kenyamanan dalam belajar tanpa terbebani. Menurut pengalaman saya, ketika saya memberikan apresiasi jerih payah mereka, memberikan feedback, memberikan motivasi, baik yang gagal maupun yang berhasil, itu memberikan daya juang yang lebih dan kesan tersendiri pada anak-anak. Mari kita belajar, siapapun teman belajar kita, kalau kita belum tahu maka kita akan menemukan hal baru di situ,” pesan Evy Anggareny.
Terima kasih kepada Sobat Kupuku yang sudah mengikuti Part 3 serial talk show ini dengan antusias dan semangat yang luar biasa. Semoga talk show ini banyak membawa manfaat dan ilmu untuk Sobat semua, ya.
Sampai jumpa di Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A.: Mendidik Karakter Generasi Zaman Now Part 4 yang akan datang. Tunggu kabarnya di Sosial Media Kupuku Indonesia, ya Sobat!
Bagi Bapak/Ibu yang belum sempat menonton Part 3 silakan klik link berikut untuk menonton rekaman videonya:https://www.youtube.com/watch?v=_sKqo5i5Zxg