Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Part II "Membentuk Karakter Melalui Pedagogi Pengajaran”

kupuku.id 25 Oktober 2021
img
“Belajar adalah sesuatu yang memiliki karakter karena orang yang mau belajar berarti orang yang mau berubah, mau menemukan sesuatu yang baru, mengevaluasi diri lalu memanfaatkan itu untuk kepentingan hidupnya sehingga hidupnya menjadi seimbang dan menjadi pribadi yang utuh.” - Doni Koesoema A.

Halo, Sobat Kupuku! Kita berjumpa kembali pada Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A.: Mendidik Karakter Generasi Zaman Now. Pada part 2 ini topik menarik yang diangkat adalah “Membentuk Karakter melalui Pedagogi Pengajaran. Talk show yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 ini diikuti oleh hampir 500 peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Meskipun dilaksanakan pada siang hingga sore hari, semangat dan antusias peserta sungguh luar biasa.

Pada part 2 ini, talk show dibawakan oleh dua narasumber hebat yaitu Pakar Pendidikan Karakter dan Penulis Buku Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas, Doni Koesoema A., M. Ed., serta Evy Anggraeny, seorang Guru di SMA Regina Pacis Jakarta sekaligus penulis Buku Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas.

Paparan pertama disampaikan oleh Doni Koesoema tentang hubungan antara pedagogi pengajaran dengan membentuk karakter. Secara etimologi, kata Pedagogi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar atau membimbing). “Arti Pedagogi adalah sebuah studi tentang metode pengajaran dan pemelajaran, termasuk di dalamnya tujuan pendidikan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.” Ketika kita berbicara tentang pedagogi, ada banyak bidang di dalamnya, antara lain psikologi pendidikan, teori ilmiah pembelajaran, dan filsafat pendidikan, tujuan serta nilai-nilai dari sudut pandang filsafat.

“Secara histori, pedagogi tidak sekadar mengacu pada pengajaran dan pemelajaran. Pada zaman Yunani kuno, pedagogi mengacu pada budak yang menghantar siswa ke sekolah dan mengajar, membimbing mereka sepulang sekolah,” jelas Doni Koesoema.

“Mengapa pedagogi berkaitan dengan pembentukan karakter? Karena pedagogi itu orang dewasa yang mendampingi, menyertai, menemani anak-anak bertumbuh dan berkembang dalam belajar sehingga guru sebagai pedagog adalah orang yang mendampingi anak-anak belajar sesuatu sehingga menguasainya,” papar Doni Koesoema. “Maka, dalam proses belajar inilah guru menumbuhkan karakter murid sebagai pemelajar mandiri, dapat mengapresiasi ilmunya, dan mempergunakannya secara bertanggung jawab,” lanjutnya. 

Pendekatan pedagogi dapat dilihat melalui tiga sisi, yaitu mengajar sebagai seni, ilmu, dan panggilan.

  • Seni. Mengajar itu dinamis, tak terduga, penuh kejutan, indah, penuh warna, namun harmoni.
  • Ilmu. Ada teori yang memungkinkan proses duplikasi, pengembangan, inovasi, dan perbaikan terus-menerus.
  • Panggilan. Sebuah pilihan hidup bernilai, pembaktian guru pada kesempurnaan, kemartabatan dan kemanusiaan.

“Mengajar sebagai panggilan (calling) mengandaikan adanya (passion) komitmen dan rasa cinta pada kegiatan mengajar sebagai hal yang bermakna bagi individu guru,” ungkap Doni Koesoema. 

Dalam mendampingi dan membimbing anak atau murid belajar dibutuhkan adanya kesiapan belajar. Kesiapan belajar merupakan kondisi mental dan batin murid dalam menuntut ilmu dan mengembangkan keterampilan yang bermanfaat bagi hidupnya sehingga dapat menumbuhkan motivasi, gairah, dan sikap apresiatif terhadap hal-hal yang dipelajari. 

Tiga persoalan yang memengaruhi kesiapan belajar adalah adanya masalah individu, masalah keluarga, dan masalah relasi teman sebaya.

Kesiapan belajar diukur dari tiga hal:

  • Sikap baik selama belajar di kelas
  • Keterlibatan emosional dengan menghargai apa yang sedang dipelajari sebagai hal yang bermakna
  • Daya juang belajar dengan menunjukkan usaha yang kuat untuk memahami materi pelajaran.

Empat ciri belajar siswa:

  1. Auditory Learner. Lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan berbicara.
  2. Tactile/kinaesthetic. Belajar lebih efektif melalui gerak, latihan dan merasakan secara langsung.
  3. Visual Learners. Belajar lebih efektif melalui media gambar, menggambar, melukis, membuat skema, mind mapping.
  4. Reading and writing learners. Belajar lebih efektif melalui kegiatan membaca dan menulis.

“Dalam pembelajaran, guru perlu mengenali dan memaksimalkan keempat dimensi/ciri belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara lebih efektif,” ujar Doni Koesoema.

Menghadapi Anak Zaman Now, pedagogi yang mendukung pemelajaran berupa: 

  • Kegiatan interaktif
  • Proyek kolaboratif
  • Penugasan langsung yang menantang
  • Kemampuan berkomunikasi
  • Kegiatan yang menginspirasi

“Guru tetap menjadi aspek paling penting dalam pemelajaran. Adanya alat-alat interaktif tidak dapat menggantikan peranan tradisional guru”, ungkap Doni Koesoema.

Sejalan dengan apa yang disampaikan Doni Koesoema, Evy Anggraeny berbagi pengalaman ketika menghadapi siswa terutama saat PJJ. Hal tersebut juga menjawab banyak pertanyaan peserta terkait metode apa yang sesuai saat PJJ supaya siswa tetap semangat dan tertarik dalam belajar. Dalam pengalamannya, Evy menyampaikan bahwa ketika pembelajaran virtual, dia mewajibkan semua siswanya untuk membuka kamera. Ketika wajah siswa terlihat, maka akan tampak pula ekspresi wajah mereka serta perasaan yang sedang dirasakan, mungkin sedang sedih atau senang. Evy juga menyediakan diri jika setelah pembelajaran ada yang ingin ‘curhat’. Supaya siswa interaktif, Evy tidak langsung masuk pada pembahasan materi, melainkan dia mengajak para siswa untuk berdiskusi, tanya jawab, atau studi kasus. Hal ini dilakukan untuk memancing serta melihat kesiapan siswa dalam belajar.

“Kita harus punya komitmen pembelajaran di awal, baik sebagai guru mapel maupun sebagai wali kelas,” ungkap Evy Anggraeny.

Talk show yang berlangsung dua jam lebih ini ditutup dengan closing statement dari Doni Koesoema “Dalam pedagogi yang difokuskan adalah bagaimana kita sebagai guru mendampingi anak-anak mencapai tujuan pembelajaran. Jangka pendeknya mencapai hasil belajar/capaian belajar, tetapi tujuan jangka panjangnya mencapai apa yang menjadi tujuan hidup anak itu sehingga dalam tahapan yang kecil kita tanamkan nilai-nilai. Semoga sharing singkat ini menginspirasi Bapak Ibu untuk memotivasi siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan tentu saja itu harus ada contoh dari kita.”

“Yuk, kita berikan yang terbaik untuk anak didik kita, lakukan dengan tulus ikhlas, penuh syukur, dan rasa cinta karena semua itu akan memberikan kebahagiaan. Jadikan kita sebagai pemelajar karena itu akan mendorong anak menjadi pemelajar sejati,” pesan Evy Anggraeny.

Terima kasih kepada Sobat Kupuku yang sudah mengikuti Part 2 serial talk show ini dengan antusias dan semangat yang luar biasa. Semoga talk show ini banyak membawa manfaat dan ilmu untuk Sobat semua, ya. Sampai jumpa di Serial Praktik Baik Pendidikan Karakter Bersama Doni Koesoema A.: Mendidik Karakter Generasi Zaman Now Part 3 pada 6 November 2021 yang akan datang.

Bagi Bapak/Ibu yang belum sempat menonton Part 2 silakan klik link berikut untuk menonton rekaman videonya: https://www.youtube.com/watch?v=Ks4owv5piTo

 

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA