"Web sekolah kami sudah sangat membantu media promosi sekolah dan juga untuk media informasi bagi orang di luar yang mungkin belum mengerti tentang SD Kanisius Pendowo.", Ujar David Indra, Tim Web Sekolah SD Kanisius Pendowo, Magelang.

Tidak hanya keuntungan perihal fungsional website, sekolah juga terbantu dengan adanya TOT G-Suite for Education yang dilaksanakan secara intens selama 5 hari. Pengembangannya tentu saja bukan hanya peran dari tim media namun juga support penuh dari kepala sekolah sebagai ‘nahkoda kapal’ yang mengarahkan sekolah ke arah yang lebih maju.

“Tentu saja itu membuka kunci pintu pikiran kami ke depan bagi sekolah yang bisa memanfaatkan website untuk promosi sehingga orang tua bisa mengakses data-data kami dan PPDB online sudah kami laksanakan. Di tengah pandemi ini juga banyak guru yang kebingungan untuk melakukan pembelajaran, seolah-olah ini membuka pengalaman dan semangat baru untuk mendampingi siswa dengan metode yang lain.” Ujar Pak Agust, Kepala Sekolah SD Kanisius Sumberrejo 02, Magelang.

Beralih dari metode belajar konvensional ke metode belajar berbasis teknologi memang tidak selalu berjalan mulus. Perlu penyesuaian secara bertahap agar semua elemen di sekolah.

Oleh karena itu Bapak Yaya Winarno Junardy selaku President of Indonesia Global Compact Network (IGCN) mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan suatu lompatan besar dan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.

“Ini adalah suatu lompatan yang besar untuk sekolah-sekolah dan barangkali akan menjadi pionir bagi sekolah lain. Saat ini teknologi sudah menjadi hal yang tidak bisa disia-siakan. Kita sudah berubah dari era informasi sekarang sudah merujuk kepada active social intelligence. Sudah lebih jauh lagi.” Pungkasnya.

Hal ini juga diamini oleh Pak Joseph Dharmabrata selaku Founder dari Kupuku Indonesia. Beliau menuturkan bahwa belajar dan beradaptasi adalah suatu keharusan bagi siapapun yang ingin bertahan dan terus maju.

“Apa yang kita lakukan sekarang itu banyak manfaatnya yaitu untuk promosi, untuk mengenalkan kepada masyarakat luas kegiatan apa yang dilakukan sekolah. Tujuannya yaitu satu mandiri secara keuangan, menjadi sekolah unggul dan menjadi sekolah yang beda. Kita harus berubah, kalau tidak kita akan punah. Perubahan ini memerlukan arah dan rel. Oleh karena itu pendampingan ini memberikan rel untuk sekolah menjadi unggul dan mandiri.” Ujarnya.

10 sekolah mitra IGCN-Kupuku diharapkan bisa terus mengembangkan media sekolah sehingga ke depannya bisa memberikan pendampingan bagi sekolah lain. Hal ini akan memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Junardy, Pak Joseph dan kepada tim IGCN-Kupuku yang telah memfasilitasi ke -5 sekolah kami sebagai Pilot Project. Kami punya 61 sekolah dan kami berharap dari 5 sekolah pilot yang sudah didampingi bisa mengimbaskan pengetahuan ke sekolah-sekolah kami yang lainnya.” Ujar Pak Dismas Sri Supodo, Kepala Kantor Yayasan Karmel.

IGCN-Kupuku mengucapkan terima kasih kepada 10 sekolah mitra yang sudah senantiasa semangat dan tak kenal lelah untuk selalu belajar dan mau mengembangkan diri. Semoga kemudahan yang ditawarkan teknologi bisa makin mengefektifkan semua kegiatan di sekolah baik yang bersifat belajar mengajar maupun admistratif. Mari terus bergerak maju bersama!