IGCN-Kupuku X UNESCO Goes to SDK Kenalan, Sekolah Berbasis Kearifan Lokal di Kaki Gunung Menoreh

kupuku.id 04 Agustus 2022
img

Pagi itu, Kamis, 21 Juli 2022 sangat berbeda dan istimewa bagi SD Kanisius Kenalan, Borobudur, Magelang. Para guru dan siswa menggunakan pakaian adat Jawa sehari-hari, sebagian anak menggunakan aksesoris dedaunan untuk persiapan menari, dekorasi sederhana terlihat di berbagai sudut sekolah, kue-kue tradisional yang lezat untuk disantap telah tersaji di atas meja, dan yang paling menarik, Rado dan Dimas yang merupakan Presiden dan Wakil Presiden dari komunitas siswa Republik Anak Kenalan (RAK), telah bersiap di depan gerbang sekolah bersama Pak Simus (Kepala Sekolah) untuk menyambut kehadiran para tamu spesial.

Rupanya para tamu spesial itu adalah perwakilan UNESCO, yang dibersamai oleh Indonesia Global Compact Network (IGCN) dan Kupuku Indonesia untuk melihat praktik baik pendidikan dari SDK Kenalan. Adapun perwakilan dari UNESCO yang hadir adalah Mr. Mohamed Djelid (Director of the UNESCO Regional Science Bureau for Asia and the Pacific and UNESCO Representative for Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, the Philippines, and Timor-Leste), Dr. Mee Young Choi (Head of Education at UNESCO Jakarta) dan Bapak Gunawan Zakki (National Professional Officer for Education at UNESCO Jakarta).

Selain itu acara ini juga turut mengundang beberapa lembaga lainnya seperti Yayasan Hati Suci Jakarta, Yayasan Kanisius Cabang Magelang, Sekolah Eksperimental Mangunan, Sound of Borobudur dan Jabar Masagi.

Adanya pertemuan ini bukan tanpa alasan. IGCN dan Kupuku Indonesia ingin mempertemukan dua titik magnet dalam dunia Pendidikan, dimana ketertarikan UNESCO yang sangat besar dengan model pembelajaran yang dekat dengan alam dan berbasis kearifan lokal, dengan SDK Kenalan yang notabene telah “Merdeka Belajar” sejak lama dalam mengimplementasikan model belajar yang berorientasi pada siswa dan nilai-nilai budaya lokal.

Segalanya tercermin dalam rangkaian acara dan menjadi rangkuman presentasi singkat bagaimana model pembelajaran di SDK Kenalan bekerja. Dimulai dengan penyambutan meriah ala SDK Kenalan dengan tarian tradisional untuk selanjutnya para tamu diajak untuk terlibat dalam aktivitas belajar para siswa sehari-hari. Salah satunya “Tilik Belik” yaitu aktivitas melihat mata air. Para tamu rela naik turun medan perbukitan Menoreh untuk melihat bagaimana cara kerja anak-anak mengukur debit serta pH air di lingkungan sekitar mereka untuk mendeteksi masalah hingga perumusan solusinya. 

Tilik Belik hanyalah satu dari berbagai model belajar yang diterapkan di SDK Kenalan. Jika kita mau mencari tahu lebih jauh, mereka memiliki komunitas siswa Republik Anak Kenalan (RAK) yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden, program Mider Kutha (berkeliling kota dengan mengunjungi berbagai situs sejarah), Sekolah Pekarangan (berkebun dan beternak), Remen Peken (belajar di pasar tradisional) hingga Darbe Candi (mempelajari candi sebagai situs warisan budaya).

“Dengan adanya ragam kegiatan dan pembelajaran, anak menjadi aktif, kreatif , mudah diarahkan, saling bekerja sama serta mandiri. Secara singkat, kiat itu dirumuskan dengan Gaten (memperhatikan), Open (memanfaatkan) dan Titen (mencatat/menandai).” Ucap Pak Yosef Onesimus selaku kepala sekolah.

“Anak sebenarnya tidak butuh nilai 1-10, melainkan bekal persiapan bagi masa depannya serta tantangan zaman.” Tambah Ibu Vincentia Orisa Ratih Pratiwi selaku guru pendamping RAK.

“Mengikuti kodrat, membangun adab.” Merupakan prinsip hidup yang dipegang teguh para pendidik di SDK Kenalan. Kunjungan ini seolah memberikan kesempatan kepada siapapun yang hadir bahwa SDK Kenalan memiliki proses belajar yang secara sukarela terikat dengan kontrak sosial, dimana mereka memadukan unsur kebudayaan dan kemanusiaan, mengagungkan alam sebagai sumber kehidupan, serta memanusiakan manusia sebagai pembangun peradaban. Ruang kelas mereka bukan tembok segi empat, melainkan seluruh bentang alam serta forum masyarakat di sekitarnya.

“Saya sangat menikmati perjalanan ini dan saya terkesan dengan semua inisiatif di bidang Pendidikan dan Kebudayaan ini. Anak-anak dan orang yang saya temui di SDK Kenalan sangat luar biasa.” Ujar Mr. Mohamed Djelid sebagai bentuk kekaguman pada model belajar di SDK Kenalan.

Melalui pertemuan ini, IGCN dan Kupuku berhadap dapat membuka potensi kolaborasi bagi praktik baik pendidikan di masa yang akan datang

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA