Ifa Hanifah Misbach Ajarkan Rumus Disiplin Positif Melalui Webinar "Toxic Parenting"

kupuku.id 26 Juli 2020
img
Disiplin Positif Mengatasi Toxic Parent - Ifa Hanifah Misbach

Halo Sobat Kupuku! Masih ingat keseruan Webinar sesi III “Disiplin Positif Mengatasi Toxic Parenting” yang diselenggarakan oleh Kupuku Indonesia pada tanggal 26 Juli 2020? Ternyata pembahasanya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari yaitu mengenai pola pengasuhan anak. Ibu Ifa Hanifah Misbach S.Psi, M.A, Psikolog sebagai narasumber memberikan materi yang mudah dimengerti dan menyentuh hati para peserta.

Salah satu sesi paling menarik adalah ketika peserta dari berbagai suku mencoba mempraktekan pola pengasuhan di rumah menggunakan bahasa daerah masing-masing.

“Maneh teh lalaki meuni teu bisa nanaon.” (Kamu tuh laki-laki tapi nggak bisa apa-apa), Ujar salah satu peserta dari suku Sunda mengenang kata-kata orang tuanya yang begitu menyakitkan dan masih teringat hingga sekarang.

Para peserta diminta untuk menuliskan perilaku pahit yang masih teringat hingga sekarang dari pola pengasuhan orang tua mereka dalam trapesium usia. Mereka mengaku mempunyai luka masa lalu, dan secara tidak sadar membawanya hingga saat ini serta melakukan hal yang sama terhadap anak-anak mereka.

Menarik sekali menemukan fakta bahwa pola toxic parenting (pola pengasuhan yang meracuni psikologis anak) bisa menular atau bahkan menurun. Perlu upaya memutus mata rantai tersebut yang harus datang dari diri kita sendiri.

“Kita seringkali memaksa dan mengancam karena itu yang paling mudah kita lakukan terhadap anak.”, Ujar Ibu Ifa selaku narasumber.

“Dalam merubah manusia, ingat rumus C before C, yaitu Connection (hubungan) sebelum Correction (memperbaiki). Hubungkan diri kita dulu dengan kebutuhan anak dan sentuh dulu hatinya sebelum mengkoreksi.” Tambahnya.

Kupuku jadi teringat fakta bahwa manusia adalah makhluk emosional, bukan rasional. Perasaan memiliki pengaruh paling besar yang akan menggerakan manusia untuk bertindak dan berubah dibandingkan dari sisi kognitif.

Peserta sangat interaktif selama sesi. Banyak yang mengaku sangat terbantu dengan materi yang dibawakan. Bahkan ada yang sampai menangis karena mengingat banyaknya kesalahan pola asuh yang selama ini sudah dilakukan.

“Aku sampai menangis mendengar materi ini, aku baru sadar kalo selama ini aku tipe orang tua toxic. Aku pikir itu untuk kebaikan mereka. Padahal aku toxic banget, aku sudah menyakiti mereka selama ini.” Ujar ibu Irapegi Soplanit dari Papua yang menuliskan curahan hatinya lewat kolom chat.

“Untuk bapak/ibu tidak apa-apa menangis. Saya paham. Rasa bersalah terhadap anak memang menyakitkan untuk dirasakan.”-Kata Ibu Ifa menenangkan.

Terima kasih kepada para peserta yang sudah mengikuti sesi webinar III kemarin dengan begitu antusias. Semoga materi yang didapatkan bisa memberikan pencerahan yang berkelanjutan. Bagi Sobat Kupuku yang tertinggal sesi webinar kemarin bisa kunjungi Facebook Fanpage Kupuku Indonesia dan Youtube Kupuku Indonesia ya. Salam sehat mental!

 

Bagikan ke teman kamu

KUPUKU INDONESIA