4 Dampak Berbahaya Kekerasan Seksual Terhadap Otak Korban
Setiap bentuk kejahatan akan menimbulkan dampak, tidak terkecuali pada korban kasus kekerasan seksual. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat kasat mata dan tidak kasat mata, dan kedua dampak tersebut bisa saja berpengaruh pada korban sepanjang hidupnya.
Dalam talk show “Efek Domino Kasus Kekerasan Seksual : Dampak Psikis terhadap Pelaku dan Korban” yang diselenggarakan oleh Kupuku Indonesia X Angsamerah Clinic X Kacapikir beberapa waktu lalu, dr. Santi M.Sc., Sp.KJ selaku narasumber menjelaskan setidaknya ada tiga dampak yang akan dirasakan oleh korban kekerasan seksual yang meliputi :
- Perubahan perilaku
- Kesulitan berpikir rasional
- Kesulitan mengambil keputusan
“Kekerasan seksual sangat berpotensi mengakibatkan fungsi otak korban berubah,” ujarnya.
Dampak yang terlihat pada korban seolah diibaratkan seperti fenomena gunung es. Perilaku seperti sulit tidur, cemas berlebihan, reaktif, hingga perubahan pola makan hanya bagian permukaan dari masalah sesungguhnya. Dampak yang ada di baliknya khsusunya pada bagian otak, jauh lebih serius.
Dr. Santi menjelaskan bahwa setidaknya ada empat bagian otak yang akan terdampak akibat trauma pada korban, yaitu :
- Terganggunya Fungsi Pre-frontal Cortex
Yaitu bagian otak yang berfungsi menentukan intuisi, komunikasi hingga regulasi emosi. Dampaknya bisa membuat korban tidak mampu berpikir rasional, sulit mengambil keputusan dan mengendalikan impuls perilakunya.
- Berkurangnya Volume Otak Hippocampus
Yaitu bagian otak yang berfungsi mengatur memori, cara belajar dan pengendalian mood. Dampaknya korban akan sulit move on, mengalami kebingungan dan gangguan mood yang parah. Bahkan korban bisa sulit membedakan rasa sedih dan senang.
- Grey Matter Menipis
Yaitu bagian otak yang berperan untuk memproses informasi, mengarahkan rangsangan sensorik (motorik) ke sel saraf di sistem pusat. Jika fungsi otak ini terganggu, maka korban tidak mampu merespon hal yang terjadi di sekitarnya, mudah bingung dan kesulitan mencerna informasi.
- Amygdala Hypersensitive
Yaitu bagian otak yang bertugas untuk mengontrol rasa cemas dan takut. Gejalanya relatif lebih menonjol pada korban misalnya mudah merasa stress, mengalami gangguan fisik (mual, pusing, dll) hingga kesulitan tidur (insomnia).
Lalu apa yang harus kita lakukan jika berhadapan dengan korban kekerasan seksual? dr. Santi membagikan 5 tips yang bisa dilakukan :
- Banyaklah mendengar, jangan menghakimi,
- Bantu korban menerima kesedihannya.
- Bantu korban menemukan hal yang bisa mengalihkan perhatian dari trauma.
- Beri waktu, jangan paksa korban segera bangkit.
- Validasi apa yang mereka rasakan.
“Jika kamu mengalami kekerasan seksual, please seek help. Cari bantuan bukan berarti kamu lemah, mencari bantuan berarti tanda kamu peduli, peduli dengan orang yang kamu sayangi dan temrlebih lagi peduli pada dirimu sendiri,” Tutup dr. Santi.
Sobat Kupuku punya pendapat lain? Yuk share di kolom komentar :)